Selasa, 22 Mei 2018

SIFAT FISIK TANAH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut MARBUT (1940 ) tanah adalah suatu lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia ataupun reaksi-reaksi.
Tanah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Tanah merupakan tempat bagi tumbuhan untuk hidup dan menopang berdirinya akar tumbuhan. Selain itu tanah merupakan tempat bagi manusia untuk hidup dimana manusia menggunakan tanah untuk tempat membangun sebuah bangunan yang digunakan untuk tempat berteduh nantinya. Oleh karena itu tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tanah sebagai sumber daya alam dapat digunakan secara berkesinambungan.
 Setelah melakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah saya sebagai mahasiswa memahami bagaimana cara menganalisis keberadaan suatu tanah. Analisis terhadap suatu tanah dapat dilakukan langsung di lapangan dan juga dapat dilakukan di laboratorium. Penelitian yang berada di lapangan meliputi meneliti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi, kandungan bahan organik, kandungan kapur, dan ph tanah. Pengamatan cirri dan sifat tanah tersebut dilakukan terhadap contoh tanah hasil pengeboran tanah dengan bor tanah sampai beberapa lapisan ( horizon ). Sedangkan analisis tanah di laboratorium meliputi analisis kadar air, kadar garam, berat volume tanah.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara menganalisis ciri dan sifat tanah yang ada di lapangan ( mengenai warna, tekstur, struktur, konsistensi tanah ?
2.      Apa saja alat yang digunakan untuk melakukan analisis sifat dan cirri tanah yang ada dilapangan ?
3.      Bagaimana hasil keadaaan tanah setelah dilakukan penelitian ?
                                       
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara menganalisis cirri dan sifat tanah yang meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi tanah.
2.      Untuk mengetahui alat-alat apa yang digunakan untuk melakukan analisis cirri dan sifat tanah yang ada dilapangan.
3.      Untuk mengetahui keadaaan tanah yang ada di sampel tanah.



































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah antara lain : kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerasi tanah, dan lain-lain. Warna tanah disusun atas tiga variable yaitu hue = warna spectrum, value=kecerahan warna, dan chroma=intensitas. Warna ditentukan dengan membandingkan warna baku buku munsell soil color chart dengan warna tanah. Penentuan warna meliputi : warna dasar tanah ( matrix ) dan warna karatan ( jika ada ). Menurut Wirjodihardjo faktor-faktor yang empengaruhi intensitas warna ( terutama warna dasar ) adalah :
Ø  Kadar lengas dan tingkat hidratasi.
Ø  Kadar bahan organik.
Ø  Kadar dan mutu mineral.
Lengas sangat berpengaruh terhadap warna tanah dalam hal ini apabila lembab hingga basah maka tanah akan tampak berwarna lebih gelap atau kelam. Tingkat hidratasi itu banyak berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau. Tentang bahan organik makin tinggi kandungan bahan organiknya maka warna tanah akan makin kelam, sebaiknya makin rendah kandungan bahan organik tanah itu warna tanah akan tampak lebih terang. Warna-warna pada tanah itu menjadi indicator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan induk serta fisiografi. Karena kelembapan mempengarui warna yang terbentuk, maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma misalnya 10 YR ¾.
2.2   Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu :
1.      Butir tunggal ( single grain ) sama dengan butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain, contoh tanah pasir.
2.      Pejal ( massiv ) sama dengan butir-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan ( ped )
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
3.      Lempeng ( platy ) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horizontal.
4.      Prismatic ( prismatic ) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, sisi atas tidak membulat.
5.      Tiang ( columnar ) : sumbu vertikal lebih panjang dari horizontal, sisi atas membulat.
6.      Gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut tajam.
7.      Gumpal membulat ( subangular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut membulat.
8.      Granuler ( granular ) : membulat atau banyak sisi, masing-masing butir ped tidak porous.
9.      Remah ( crumb ) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.

2.3  Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relative fraksi pasir, debu, dan liat yang menyusun masa tanah. Fraksi liat berukuran < 2 mikron ( < 0,002 mm ), fraksi debu berukuran 2-50 mikron ( 0,002-0,05 mm ), dan fraksi pasir berukuran 50-2000 mikron ( 0,05-2 mm ). Penetapan tekstur tanah secara garis besarnya dapat dibagi dua : penetapan menurut perasaan di lapangan dan penetapan dengan metode pipet laboratorium

Tabel penetapan klas tekstur tanah menurut perasaan di lapang.

No
Klas tekstur
Rasa dan sifat tanah
1.
Pasir.
Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.
2.
Pasir berlempung.
Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.
3
Lempung berpasir.
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
4
Lempung berdebu.
Rasa licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat.
5
Lempung.
Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat.
6
Debu.
Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.
7
Lempung berliat.
Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat
8
Lempung liat berpasir.
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
9
Lempung liat berdebu.
Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.
10
Liat berpasir.
Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.
11
Liat berdebu.
Rasa agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah diguulung serta melekat sekali.
12
Liat.
Rasa berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.
13
Liat berat.
Rasa berat sekali, membentuk bola baik serta melekat sekali.

2.4   Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.  Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
Tanah basah : kandungan air di atas kapasitas lapang.      




a. Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi ( melekat ) tanah dengan benda lain.

0
Tidak lekat.
Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
1
Agak lekat.
Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
2
Lekat.
Melekat pada jari tangan atau benda lain.
3

Sangat lekat.
Sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

b. Plastisitas- menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan.

0
Tidak plastis.
Tidak dapat membentuk gulungan tanah.
1
Agak plastis.
Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk.
2
Plastis.
Dapat membentuk gulungan tanah lebih 1cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
3
Sangat plastis.
Diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

c.Tanah lembab : kandungan air mendekati kapasitas lapang.

0
Lepas.
Tanah tidak melekat satu sama lain.
1
Sangat gembur.
Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
2
Gembur.
Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan remasan.
3
4
5
Teguh.
Sangat teguh.
Sangat teguh sekali.
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat dihancurkan dengan remasan tangan.

d.Tanah kering : tanah dalam keadaan kering angin.

0
Lepas.
 Tanah tidak melekat satu sama lain.
1
Lunak.
Gumpalan tanah mudah hancur bila diremas.
2
3
4
5
Agak keras.
Keras.
Sangat keras.
Sangat keras sekali.
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan kedua tangan.

2.5    Bahan Organik dalam Tanah
Bahan organik sangat penting peranannya dalam pertumbuhan tanaman. Sebagian besar pengaruhnya melalui perubahan sifat dan cirri tanah. Bahan organik berpengaruh terhadap sifat fisik tanah antara lain :
 Ø  Kemampuan menahan air.
 Ø  Menentukan warna tanah.
 Ø  Merangsang granulasi agregat.
 Ø  Menurunkan plastisitas.















BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dasar-dasar ilmu tanah
Waktu              : 12 April 2017
Tempat             : Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
                          Jln. Pulau Moyo, Denpasar Bali.

3.2 Bahan, alat dan cara kerja praktikum
3.2.1  Penetapan sifat fisik tanah.
a.       Bahan dan alat :
·         Tanah bebas di dalam plastik sampel.
·         Air secukupnya.
·         Buku warna tanah ( munsell soil colour chart ).
·         Contoh tanah yang diambil dari masing-masing horizon tanah(sampel).
b.      Cara kerja :
·         Amati tanah kemudian dicocokkan dengan buku munsell soil colour chart.
·         Apabila sudah ditemukan warna yang sama dengan warna tanah lanjutkan dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai dari hue, value dan terakhir chroma.
·         Tulis warna tanah dengan mencari warna tanah pada kartu nama tanah.
·         Lanjutkan cara yang sama untuk mengecek warna tanah pada sampel yang berbeda pada sampel tanah yang sudah dipisahkan sebelumnya.
c.       Hasil pengamatan :
                               
No
Keadaan
Warna
1.
Tekstur lempung berpasir.
Hue = 7/3 YR, Very pole brown, Value/chroma= 3/3 ( dark brown  atau coklat kehitaman ). Pada tanah dalam keadaan basah.






3.2.2 Penetapan struktur tanah di sampel
a.       Bahan dan alat :
·           Segenggam tanah dari salah satu lapisan tanah yang sudah di sampel.
·      Air secukukupnya.
b.      Cara kerja :
·         Tanah yang di sampel ini diambil secukupnya.
·         Tanah di dalam sampel ini ambil secukupnya lalu campur dengan air.
·         Amati bentuk struktur tanah tersebut dengan metode perasaan dengan cara menyiramnya dengan air lalu digumpalkan dan cocokan dengan kriteria bentuk tanah yang sudah ada pada buku panduan.
·         Catat bentuk struktur tanah tersebut.
c.       Hasil pengamatan :
·         Tanah  ini memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
3.2.3  Penetapan tekstur tanah di sampel
a.       Bahan dan alat :
·         Segenggam contoh tanah dari salah satu lapisan tanah yang sudah di sampel.
·         Air secukupnya.
b.      Cara kerja :         
·         Ambil segenggam contoh tanah kering atau lembab dibasahi.
·         Pilihlah contoh tanah yang telah dibahasi diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk  pita lembab, sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket.
·         Selanjutnya contoh tanah dibuat bola, digulung dan diamati adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu ibu jari diregangkan.
·         Berdasarkan rasa kasar, licin, , gulungan dan kelekatannya dapat ditentukan klas teksturnya.
·         Cocokkan gejala-gejala dengan tabel perasaan di lapang untuk menentukan klas tekstur tanah.
c.       Hasil pengamatan :
·         Tekstur tanah di sampel yaitu lempung berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
3.2.4 Penetapan konsistensi tanah di sampel.
a.       Bahan dan alat :
·         Segenggam tanah dari salah satu lapisan tanah yang sudah di sampel.
·         Air secukupnya.
b.      Cara kerja :
·         Ambil segenggam tanah  ( dalam keadaan agak kering ) dan remaslah secara perlahan.
·         Cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan kering dan catatlah.
·         Tambahkan air pada tanah tersebut sampai lembab dan remaslah. Catatlah konsistensinya.
·         Tambahkan air lagi sampai basah, dan lakukan peremasan ( cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan basah ), selanjutnya catatlah pengamatan tersebut.
c.       Hasil pengamatan :
·         Konsistensi tanah tersebut adalah lekat ; melekat pada jari tangan / benda lain. Plastis ; dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
       




























BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Percobaan
Pada semua percobaaan yang telah dilakukan mengenai analisis kondisi tanah menyangkut mulai dari warna tanah, struktur tanah, tekstur tanah, konsistensi tanah ternyata menemukan hasil yang cukup maksimal dimana tanah kami lakukan analisa tanahnya subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini dapat saya katakana karena mulai dari warna tanah menunjukan warna yang coklat kahitaman , dimana kita ketahui bahwa apabila warna tanahnya coklat kehitaman itu menunjukkan bahwa kondisi tanah yang saya analisa subur. dan kaya akan bahan organik.. Selain itu apabila kandungan bahan organik yang begitu banyak maka secara tidak langsung akan menentukan  struktur tanah dan tekstur tanah. Pada percobaan uji struktur tanah menunjukan bahwa tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam. Sedangkan pada pada percobaan tekstur tanah ternyata tanah di pegok yaitu lempung berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
Kembali lagi apabila kandungan bahan organik dalam tanah tergolong bagus maka secara tidak langsung struktur dan tekstur tanah juga akan terbentuk dengan bagus. Struktur tanah yang bagus akan memberikan pertumbuhan tanaman yang berada di atas tanah juga bagus. Tapi perlu kita ketahui pula bahwa struktur tanah sangat dipengaruhi oleh pengelolaan tanah oleh petani. Jadi walaupun struktur tanah awal sudah tergolong bagus tetapi apabila petani salah dalam mengolah tanah missal dengan menggunakan traktor secara berlebihan maka hal tersebut juga dapat merusak struktur tanah yang ada. Sedangkan untuk tekstur tanah  seperti yang kita ketahui secara sederhana tekstur tanah mengandung pengertian komposisi bahan fisik/partikel tanah (pasir, debu, lempung). Pada hal ini  jumlah lempunglah yang berpengaruh pada kesuburan tanah.
Jika tanah tadi memiliki tekstur lempung berliat bearti kesuburan tanahnya terlihat bagus. Tetapi kita juga perlu tau bahwa tekstur tanah berubah dari waktu ke waktu, tergantung masukan atau perubahan partikel tanah.. Kedua sifat fisik tanah yaitu struktur dan tekstur tersebut akan berpengaruh terhadap kapasitas/kemampuan tanah dalam mengikat air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi adalah suatu ukuran dan jumlah air/nutrisi yang dapat diserap dan tidak hilang. Struktur tanah yang baik mengandung bahan organik yang tinggi.
Jumlah air yang tersedia dalam tanah sangat penting sebagai indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Proses hilangnya air atau nutrisi karena terjadinya penguapan. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi tergantung dari struktur tanah dan kandungan bahan organik. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi akan meningkat dengan perbandingan antara pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan bahan organik yang tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa tanah di pegok kandungan airnya cukup kemudian daya serap dan mengikat air juga tinggi hal ini terbukti dari kandungan bahan organik yang banyak dan juga struktur tanah dan tekstur tanah yang tergolong bagus.
 Kemudian untuk konsistensi tanah sampel tadi tergolong tanah yang agak sulit untuk diolah karena dari hasil percobaan konsistensi tanah sampel tadi gembur. Jadi tekanan yang diperlukan untuk mengolah dan menggemburkan tanah agak keras  Konsistensi tanah tersebut adalah lekat ; melekat pada jari tangan / benda lain. Plastis ; dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.



















BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari semua analisa yang dilakukan telah menunjukkan bahwa tanah sampel tadi merupakan tanah yang memiliki cirri dan sifat yang bagus karena hasil analisa di lapangan menunjukkan bahwa :

v  Warna tanah :
                      
No
Keadaan
Warna
1
Tekstur lempung berpasir.
Hue = 7/3 YR, Very pole brown, Value/chroma= 3/3 ( dark brown  atau coklat kehitaman ). Pada tanah dalam keadaan basah.





v  Tanah sampel tadi memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
v  Tekstur tanah di pegok yaitu lempung berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
v  Konsistensi tanah di pegok mendekati gembur.
v  Kandungan bahan organik tinggi dengan warnanya coklat kehitaman setelah diberi air.

5.2  Kritik dan Saran
Praktikum yang dilakukan sudah bagus dimana setiap mahasiswa dibentuk hanya beberapa kelompok dan didampingi oleh satu dosen pembimbing. Jadi perhatian dosen pada mahasiswa lebih banyak dan lebih terfokus, selain itu mahasiswapun juga lebih mudah dalam melakukan praktikum. Untuk saran, waktu dalam praktikum lebih diperhitungkan lagi sehingga berjalannya praktikum dapat dilakukan dengan baik tanpa terdengar keluhan dari mahasiswa lagi.





DAFTAR PUSTAKA

·         Ir. A. G. Kartasapoetra, Ir. Mulyani Sutedjo. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. PT  Bina        Aksara
 ·    I Made Mega. 2005. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Denpasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar