Selasa, 22 Mei 2018

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN HAMA DI LABORATORIUM PENGELOLAN HAMA TERPADU SEPERTI TIPE MULUT, DAN KLASIFIKASI SERANGGANYA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.
Dengan demikian, pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa hal diatas terkait dengan hama termasuk tipe alat makan, gejala, kerusakan serta  tanda – tanda yang timbul dan terjadi akibat adanya serangan hama. Agar pemahaman mengenai persoalan tersebut bisa diperoleh dengan baik.
1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum acara I. Pengenalan Organisme Hama dan Kerusakannya adalah sebagai berikut  :
1. Mengetahui gejala tanaman yang terserang seluruh hama, baik pada tanaman semusim, tanaman keras maupun bahan simpanan.
2. Mengetahui serangan hama penyebab kerusakan, ordo, tipe alat mulut, tipe metamorfosis dan stadia menyeng.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Pengertian Hama, Gejala, Kerusakan dan Tanda
1. Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
budidaya dan menyebabkan kerugian secara ekonomis. (Anonymous ,2012)
2. Gejala
Gejala adalah adanya suatu perubahan yang terjadi pada suatu tanaman akibat serangan
hama.(Anonymous, 2012)
Gejala adalah adanya tanda – tanda ketika hama menyerang tanaman budidaya. (Anonymous,
2012)
3. Kerusakan  
Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain
dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. (Anonymous, 2012)
4.  Tanda
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya
bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya. (Anonymous,2012)
2.2  Tipe mulut serangga dan gejala kerusakannya
1. Tipe alat mulut menggigit mengunyah
Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
a.  Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
b. Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
c. Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
d. Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
e. Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
f. Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitumentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau digorok. Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
2. Tipe alat mulut meraut dan menghisap
Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut jaringan hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau belang yang kemudian tampak mengerut. Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandi belnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu.
3. Tipe alat mulut menjilat mengisap (Sponge)
Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat menjadi lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisapnya. 
4. Tipe Alat Mulut Mengisap
Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung. Biasanya dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga dewasa umumnya bukan merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga yang mempunyai alat mulut mengunyah pada stadia larva.


5. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah. 
Serangga hama dengan tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan yang ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Gendroyono, 2006). Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet
























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengeloalaan Hama Terpadu dialkukan di  Kampus Universitas Udayana Denpasar, Gd. Agrokomplek, Lt. 2, Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan pada Tanggal 28 Maret 2018, Pukul 14.00-16.00 Wita.
3.2  Alat Dan Bahan 
3.2.1 Alat
1. Botol / Plastik
2.  Jaring
3.  Alat Tulis
4. Mikroskop
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah semua jenis hama yang telah didapatkan dan mengidentifikasi untuk menentukan klasifikasinya.
3.3 Cara kerja
1.  Identifikasi jenis-jenis hama yang terlihat di agroekosistem.
2.   Kelompokan, gambar dan deskripsikan hama – hama yang teramati.
3.  Berilah keterangan gambar dan tulislah :
a.  Nama Spesies
b. Nama Family
c.  Nama Ordo dan Kelas Hama
Dan khusus untuk golongan serangga tambahkan :
d. Tipe Metamorfosis serangga hama
e.  Stadia menyerang hama yang menyerang tanaman
f.   Tipe alat mulut serangga
4.  Gambar dan deskripsikan tanaman / bahan yang terserang hama.
5.  Beri keterangan gambar dan lengkapi dengan :
a.  Nama Spesies Tanaman
b.  Nama Family
c.  Bagian tanaman yang merupakan hasil utama
d. Bagian tanaman yang terserang
6.  Buatlah laporan sementara di laboratorium dan mintalah pengesahan laporan sementara dari asisten praktikum.
7.  Buatlah laporan resmi dirumah dengan diketik.































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Jenis Musuh Alamai
4.1.1.1 Kumbang Koksi ( Coccinella Tranversalis )
Gambar. Foto Pengamatan Kumbang Koksi
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum        : Arthropoda
Kelas         : Insekta
Ordo          : Coleoptera
Famili        : Coccinellidae
Spesies       : Coccinella. Transversalis
Metamorfosis : Sempurna
Stadia Menyerang : Kumbang koksi menyerang kutu daun dan serangga kecil pada saat masa dewasa.
Status Serangga : Kumbang Koksi Merupakan Musuh alami dari hama kutu putih dan serangga kecil pada kacang tanah.
Deskripsi : Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Mayoritas dari kumbang koksi adalah karnivora pemakan hewan-hewan kecil penghisap tanah, seperti kutu daun. Kumbang koksi makan dengan cara menghisap cairan tubuh yang dimiliki oleh mangsanya. Tetapi adapula jenis kumbang yang memakan daun, misalanya Epilachna admirabilis yang diketahui sebagai pemakan daun.


4.1.1.2 Laba –Laba ( Lycosa sp )
Gambar. Foto Pengamatan Musuh alami serangga
 Hasil gambar untuk laba laba
Klasifikasi
Filum        : Artrhropoda
Kelas         : Arachnida
Ordo          : Araida
Famili        : Lycosidae
Metamorfosis : Sempurna
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
Status Serangga : Laba-laba merupakan musuh alami dari serangga-serangga kecil seperti kutu putih, belalang dan kepik.
Deskripsi : Ciri-ciri spesimen : Laba - laba ini mempunyai ukuran 7 - 10 mm, merupakan hewan berbuku-buku, , pada tungkai terdapat duri - duri yang panjang dengan mata berbentuk segi enam, matanya berwarna gelap (hitam). Laba - laba ini merupakan laba - laba aktif yang memburu mangsanya. Mangsa/ inang adalah aphid sp dan kutu daun.
4.1.2 Jenis Hama
4.1.2.1 Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)
Gambar. Foto Pengamatan Hama Ulat Buah Tomat
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Divisi        : Arthropoda
Kelas         : Insecta
Ordo          : Lepidoptera
Famili        : Noctuide
Genus         : Helicoverpa
Spesies        : Helicoverpa armigera
Metamorfosis : Sempurna
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
Status Serangga : menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk. Ulat buah tomat merupakan hama penting tanaman tomat.
Dekripsi : Ciri-ciri spesimen : panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.
4.1.2.2 Walang Sangit (L. acuta)
Klasifikasi
Gambar. Foto Pengamatan Hama Walang Sangit
Kingdom : Animalia
Divisi      : Arthropoda
Kelas       : Insecta
Ordo        : Hemiptera
Famili      : Alydidae
Genus       : Leptocorixa
Spesies     : Acuta
Metamorfosis : Sempurna
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
Status Serangga : Walang sangit merupakan jenis hama pada tanaman padi
Deskripsi : Ciri spesimen : perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 – 30 mm. Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 – 20 butir. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Peletakan telur umumnya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 – 8 hari setelah diletakkan. Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari. Nimfa berwarna kekuningan, kadang-kadang nimfa tidak terlihat karena warnanya sama dengan warna daun. Stadium nimfa 17 – 27 hari yang terdiri dari 5 instar.Imago. Imago walang sangit yang hidup pada tanaman padi, bagian ventral abdomennya berwarna coklat kekuning-kuningan dan yang hidup pada rerumputan bagian ventral abdomennya berwarna hijau keputihan. Bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris. Aktif menyerang pada pagi dan sore hari, sedangkan di siang hari berlindung di bawah pohon yang lembab dan dingin. Sesuai dengan sifat serangan dari hama walang sangit maka pada umumnya bulir padi menjadi hampa sebab cairan sel bulir padi yang sedang terisi dihisap sehingga bulir padi menjadi setengah hampa dan mudah pecah jika asuk dalam penggilingan

4.1.2.3 Kepiting Sawah (Paratelphusa convexa)
Klasifikasi
Gambar. Foto Pengamatan Hama Kepiting
Kingdom : Animalia
Divisi      : Athropoda
Kelas       : Malacostraca
Ordo        : Decapoda
Family     : Gecarcuniade
Genus      : Parathelphusa
Spesies    : p. Convexa
Metamorfosis : Tidak Sempurna
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
Status hama : Kepiting merupakan jenis hama tanaman padi
Deskripsi : Bertubuh kecil; spesimen jantan terbesar dengan panjang dan lebar karapas berturut-turut 30 dan 40 mm. Namanya, tubuh spesies ini relatif tebal, lk. ½ lebar karapas, dan menggembung (convex) di bagian punggung. Tepi anterolateral bergigi tiga: satu di sisi luar ceruk mata, dan dua lagi merupakan duri epibranchial yang runcing, yang mengarah ke depan dan ke dalam.
Di punggung bagian depan, melintang gigir memanjang dari sisi ke sisi yang disebut 'gigir tengkuk' (post-frontal crestpost-orbital cristae); gigir mana berujung kira-kira pada tengah-tengah dasar duri epibranchial yang pertama. Kaki-kakinya (pareopod) ramping; terdapat sebuah duri kecil yang runcing di ujung masing masing ruas merus, dekat persendian dengan ruas carpus. Ruas dactylus (ujung) melengkung, bergigi bergerigi.
Punggung berwarna kecokelatan hingga gelap; terdapat pola lekukan di punggung serupa huruf V atau U dengan sisi atas melebar, menyambung dengan lekukan huruf H di bagian bawahnya; agak-agak mirip pola jam pasir melebar. Sisi ventral keputihan atau kekuningan, dengan abdomen (hewan jantan) bentuk huruf T terbalik bersegmen 5. Gejala yang ditimbulkan akibat dari serangan hama kepiting pada tanaman padi ini yaitu daun padi yang masih muda terlihat seperti ada patah-patahan.

4.1.2.4 Keong Mas (Pomacea Spp.)
Klasifikasi
Gambar. Foto Pengamatan Hama Keong
Kingdom : Animalia
Divisi      : Moluska
Kelas       : Gastropoda
Ordo       : Mesogastropoda
Famili     : Ampullariidae
Genus     : Pomacea
Spesies    : Pomacea canaliculata L.
Metamorfosis : Tidak Sempurna
Stadia Menyerang : Pra Dewasa dan Dewasa
Status Hama : Merupakan jenis hama tanaman padi
Deskripsi : Cangkang keong mas berwarna kekuningan keemasan hingga kecoklatan transparan dan juga cangkang lebih tipis. Keong mas ini memiliki daging bewarna krim keputihan hingga kemerah emasan atau orange kekuningan dengan ukuran lebih dari 10 cm dan cangkang memiliki daimeter berkisar 4-5 cm.Keong ini juga bertelur ditempat yang kering 10-13 cm dari permukaan air, bentuk telur memanjang dengan warna meeah jambu. Panjang telur ini 3 cm lebih dengan lebar 1-3 cm dengan ukuran mencapai 2.0 mm dan berat 4,5 – 7,7 mg. Di lahan sawah hama ini memakan bagian akar tanaman padi. Hama ini sangat berbahaya pada umur satu sampai tiga minggu setelah tanam.
4.2 Pembahasan
Status hama ini diberikan pada beberapa serangga yang menyebabkan kerusakan pada bagian tanaman seperti Daun yang sobek atau berlubang, bunga yang rontok dan lain-lain. Adapun jenis serangga yang menyerang tanaman dan kami sepakat bahwa serangga tersebut berstatus hama pada tanaman seperti Ulat,Walang Sangit, Kepiting, Keong dimana kebanyakan serangga ini menyerang dari fase awal, pra dewasa dan fase dewasa.
Sumber awal serangga ini muncul diakibatkan lingkungan yang dipakai dalam praktikum juga dipakai oleh beberapa mahasiswa lain yang melakukan penelitian dan praktikum dan menggunakan jenis tanaman yang sama yaitu tanaman sayuran serta pangan. Adapun jenis serangga seperti belalang juga merupakan hama yang sebenarnya hama yang berasal dari tanaman padi. Yang menyebabkan kerusakan pada bagian daun-daun muda lebih besar. Dari jenis serangga yang ada kebanyakan memiliki tipe mulut Penggigit penghisap dan penggigit pengunyah.
Selain hama, juga didapati beberapa musuh alami dari hama itu sendiri karena keberadaan musuh alami ini didukung oleh jumlah populasi dari hama itu sendiri cukup besar sehingga membuat Serangga jenis Kumbang dan Laba-laba juga hinggap atau berada dalam ekosistem. Serangga ini tergolong musuh alami karena serangga ini memiliki sifat Predator yaitu memangsa dari serangga-serangga kecil dan hal ini sangat membantu peran dari pengendalian hama itu sendiri. Namun bukan berarti Status Serangga ini tidak dapat berubah menjadi hama, justru ketika jumlah dari predator lebih banyak dari pada hama maka bukan tidak mungkin Serangga tersebut berubah statusnya menjadi hama pada tanaman.
Namun perlu kita ketahui bahwa dalam menentukan status serangga dapat kita tentukan dari beberapa hal seperti (1)  jumlah dari serangga pada setiap bedengan, (2)  dampak yang diberikan terhadap tanaman, jika berdampak negatif maka serangga tersebut tergolong hama dan sebaliknya, (3) serangga yang mengkonsumsi atau mendapatkan makanan dari tumbuhan maka lebih besar peluangnya menjadi hama dari pada musuh alami, (4) musuh alami serangga umunya bersifat predator. Segingga dalam praktikum kali ini hanya sebatas menggolongkan serangga yang didapati termasuk dalam golongan hama atau musuh alami yang didasari dari sifat dan dampak yang diberikan terhadap tanaman itu sendiri.
























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Pengenalan Organisme Hama dan kerusakannya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Gejala umum yang terjadi pada bagian tanaman yang terserang adalah bagian Daun ( Muda atau Tua ) , juga terjadi kerusakan pada buah yang menyebabkan buah menjadi bolong-bolong.
2. Jenis hama dan kerusakannya :
a. Hama ulat buah tomat ( Pra dewasa dan Dewasa )
Memiliki metamorfosis sempurna. menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk.  
b.Hama walang sangit
Memiliki metamorfosis sempurna. Sesuai dengan sifat serangan dari hama walang sangit maka pada umumnya bulir padi menjadi hampa sebab cairan sel bulir padi yang sedang terisi dihisap sehingga bulir padi menjadi setengah hampa dan mudah pecah jika asuk dalam penggilingan.
c. Hama kepiting
Memiliki metamorfosis tidak sempurna. Gejala yang ditimbulkan akibat dari serangan hama kepiting pada tanaman padi ini yaitu daun padi yang masih muda terlihat seperti ada patah-patahan. Memiliki metamorfosis tidak sempurna dengan tipe alat mulut penggigit pengunyah dan menyebabkan bagian daun muda rusak.
d. Hama keong
Memiliki metamorfosis tidak sempurna. Di lahan sawah hama ini memakan bagian akar tanaman padi. Hama ini sangat berbahaya pada umur satu sampai tiga minggu setelah tanam.
3.  Jenis Musuh alami :
a.  Kumbang koksi yang Memangsa kutu putih dan semut.
b.  Laba – laba yang memangsa kepik dan belalang kecil.
5.2 Saran
Bahwa semua jenis hama tersebut dapat merugikan hasil panen petani/ha. Dan di ekosistem bukan hanya ada hama tetapi juga ada musuh alami.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. serangga. http://majalahserangga.wordpress.com/2011/08/05/mengenal-alat-mulut-serangga/ ( Diakses pada tanggal 1 April 2018 ).

Anonymousc, 2012. Gambar serangga hama dan inanghttp://google.image.com/ ( Diakses pada tanggal 1 April 2018 ).

Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura : Kalimantan Timur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar