Selasa, 22 Mei 2018

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN BAWANG MERAH


Paper Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah










Disusun Oleh:
Kiki Amelia Ramadhany (1606541097)
Nadya Dewi Kirana (1606541099)
I Komang Budi Artamayasa (1606541100)
Anggia Widya Fatahillah (1606541101)
I Gede Krisna Wardana (1606541102)

Dosen Pembimbing:
Prof. Ir. I Wayan Susila, M.S.

Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
KATA PENGANTAR

Om Swastiyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan “Paper Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah”. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dalam segi materi. Mohon maaf sedalam-dalamnya atas kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan paper ini baik dalam segi bahasa, pemaparan, maupun penyajiannya.

Paper ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan campur tangan beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantun secara material maupun non material kepada penulis demi terwujudnya paper ini. Akhir kata, harapan kami dalam penulisan paper ini dapat terwujud, yaitu memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada kami dan pembaca pada umumnya.

 Om Santi Santi Santi Om


                                                                                    Jimbaran, 3 Maret 2017


                                                                                    Kelompok 3


DAFTAR ISI

1.     JUDUL PAPER........................................................................................................ 1
2.     KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
3.     DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
4.     BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
            1.1   Latar Belakang ............................................................................................. 4
            1.2   Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
            1.3   Tujuan .......................................................................................................... 4
            1.4   Manfaat ........................................................................................................ 5
5.     BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
            2.1    Hama dan Penyakit Bawang Merah ........................................................... 6
2.2.   Hama Pada Tanaman Bawang Merah ......................................................... 8
            2.3    Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah .................................................. 12
6.    BAB III PENUTUP ................................................................................................ 18
            3.1   Kesimpulan ................................................................................................ 18
            3.2   Penutup ...................................................................................................... 18
7.    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Alliaceae. Bawang merah  merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat diperlukan manusia, biasanya digunakan sebagai bumbu masakan dan penyedap rasa. Bawang merah diyakini mengandung gizi dan senyawa yang tergolong zat non gizi serta enzim yang bermanfaat untuk terapi, serta meningkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh manusia.

Salah satu  Cara yang paling umum dilakukan para petani bawang merah dalam mengendalikan serangan hama dan penyakit bawang merah adalah dengan menggunakan pestisida,dengan beranggapan bahwa pestisida dapat menjamin keberhasilan usaha tani. Akibatnya petani menggunakan pestisida dengan cara meningkatkan takaran, frekuensi, jenis dan komposisi pestisida secara berlebihan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, penerapan teknologi pengendalian hama terpadu merupakan alternatif yang tepat yaitu dengan mengkombinasikan beberapa cara pengendalian yang secara ekonomi, ekologi dan sosial dapat dipertanggung jawabkan.
             
1.2 Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan hama dan penyakit pada tanaman? dan apakah klasifikasi serta kegunaan dari tanaman bawang merah?
·         Apa sajakah hama yang mengganggu tanaman bawang merah serta bagaimanakah cara mengendalikan hama tersebut?
·         Apa sajakah penyakit yang terdapat pada tanaman bawang merah serta bagaimanakah cara mengendalikan penyakit tersebut?

1.3 Tujuan
·         Mengetahui pengertian dari hama dan penyakit pada tanaman dan mengetahui klasifikasi serta kegunaan dari tanaman bawang merah
·         Mengetahui hama yang menggaggu tanaman bawang merah
·         Mengetahui penyakit yang dapat ditemukan pada tanaman bawang merah

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui dan lebih memahami tentang hama dan penyakit pada tanaman bawang merah beserta klasifikasi dan jenis-jenis hama serta penyakit yang ditemukan pada tanaman bawang merah bagi penulis terutama pembaca.




















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hama dan Penyakit Bawang Merah
2.1.1 Pengertian Hama
       Hama adalah semua jenis binatang yang merugikan dan mengganggu tanaman yang sedang dibudidayakan oleh manusia dan bukan tumbuhan liar yang ada di alam serta merugikan manusia khususnya petani.
       Hama adalah binatang pengganggu. Bila tanaman yang  diganggu, maka dinamakan hama tanaman. Bagian tanaman yang diganggu tidak hanya satu bagian melainkan seluruh bagian. Kerugian yang ditimbulkan oleh hama mempunyai kisaran yang besar, dari tidak berarti sampai yang dapat menggagalkan panen. Besar atau banyaknya kerugian yang diderita dipengaruhi oleh jenis hama tersebut.
       Hama adalah serangga, nematoda, tikus, gulma atau bentuk lain dari bentuk kehidupan terestrial atau air yang berbahaya bagi kesehatan manusia atau hewan ternak atau mengganggu kegiatan ekonomi seperti kegiatan pertanian. Jadi secara umum, hama diartikan sebagai binatang yang menjadi perusak tanaman.

2.1.2 Pengertian Penyakit Tanaman
       Penyakit tanaman adalah sebuah kondisi dimana tanaman tersebut terganggu ataupun terhambat yang mana penyebabnya bukan berasal dari hama. Penyakit tanaman merupakan hasil dari beberapa gangguan dalam proses kehidupan normal tanaman. Penyebab penyakit pada tanaman mungkin berasal dari makhluk hidup atau non-hidup.
       Penyakit tanaman juga dapat dikategorikan sebagai pertumbuhan abnormal atau disfungsi dari tanaman. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada organ tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme pengganggu, hama, virus atau kondisi tanah yang kekurangan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Tapi tidak serta merta penyakit tanaman disebabkan oleh hama, mungkin ada faktor lain seperti cuaca, musim yang tidak menentu, faktor bibit tanaman, dan lain sebagainya.       
2.1.3 Tanaman Bawang Merah
       Bawang merah ( Allium cepa L. ) merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini  diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya.
       Secara umumnya, bawang merah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang banyak menggunakan bawang merah ini sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh.  Secara sistematisnya bawang merah ini dapat diklasifikasi dan morfologikan sebagai sebagai berikut.
       Kegunaan utama bawang merah adalah sebagai bumbu masak. Meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok, bawang merah cenderung selalu dibutuhkan sebagai pelengkap bumbu masak sehari-hari. Kegunaan lainnya adalah sebagai obat tradisional (sebagai kompres penurun panas, diabetes, penurun kadar gula dan kolesterol darah, mencegah penebalan dan pengerasan pembuluh darah dan maag) karena kandungan senyawa allin dan allisin yang bersifat bakterisida

Klasifikasi Bawang Merah:
Kingdom                : Plantae
Sub kingdom          : Tracheobionta
Super divisio          : Spermatophyta
Divisio                    : Magnoliophyta
Kelas                      : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub kelas                : Lilidae
Ordo                       : Lililales
Famili                     : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus                     : Allium
Spesies                    : Allium cepa L. Var. Aggregatum


2.2 Hama Pada Tanaman Bawang Merah
2.2.1 Ulat Bawang (Spodoptera exigua)
       Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang, diletakkan oleh induknya dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya.  
       Larva atau ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya.  Ulat tua mempunyai beberapa variasi warna, yaitu hijau, coklat muda dan hitam kecoklatan.  Ulat yang hidup di dataran tinggi umumnya berwarna coklat.
       Stadium ulat terdiri dari 5 instar.  Instar pertama panjangnya sekitar 1,2 – 1,5 mm, instar kedua sampai instar terakhir antara 1,5 – 19 mm.  Setelah instar terakhir ulat merayap atau menjatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong.  Ulat lebih aktif pada malam hari.  Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
       Pupa berwarna coklat muda dengan panjang 9 – 11 mm, tanpa rumah pupa.  Pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman + 1 cm, dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering, atau di bawah partikel tanah.  Pupa memerlukan waktu 5 hari untuk berkembang menjadi ngengat.
       Gejala ditandai dengan adanya bekas gigitan pada daun tanaman bawang merah. Serangan berat menyebabkan daun terputus (kudung). Biasanya serangan pada umur 30 Hari.

Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Filum          : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo           : Lepidoptera
Famili         : Noctuidae
Subfamili    : Amphipyrinae
Spesies        : Spodoptera exigua
       Prinsip pengendalian hama tanaman yang di kembangkan oleh manusia dewasa ini adalah menekan jumlah populasi hama yang menyerang tanaman sampai pada tingkat populasi yang tidak merugikan. Pengendalian dilaksanakan sebagai berikut:
Ø Pergiliran tanaman
Ø Penanaman serentak
Ø Mengumpulkan dan memusnahkan:ngengat,telur ulat yang ditemukan
Ø Penggunaan varietas (varietas Sumenep)
Ø Pemasangan perangkap dengan Feromoid seks sebanyak 40/bh/ha/bl
Ø Aplikasi pestisida nabati,seperti serbuk biji mimba 30g/l,setiap 3 hari sekali
Ø Pelestarian musuh alami (capung dan kepik)
Ø Aplikasi pestisida yang selektif dan efektif, dilakukan apabila telah ditemukan ulat/10 tanaman atau 5% kerusakan tanaman

2.2.2 Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
       Telur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada puncaknya. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari.
       Larva menghindari cahaya matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan daun.  Larva mengalami 5 kali ganti kulit.  Larva instar terakhir berwarna coklat kehitam-hitaman.  Bila larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak ­bergerak seolah-olah mati.  Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari.
       Gejala serangan ditandai dengan larva merupakan stadia perusak yang aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Tanaman yang terserang adalah tanaman-tanaman muda. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati.
       Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter.  Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda.

Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Filum          : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo           : Lepidoptera
Famili         : Noctuidae
Genus         : Agrotis
Spesies        : Agrotis ipsilon

Pengendalian Ulat Tanah
Ø Kultur teknis: Pengolahan tanah yang baik untuk membunuh pupa yang ada di dalam tanah. Sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma yang juga merupakan tempat ngengat A. ipsilon meletakkan telurnya.
Ø Pengendalian fisik / mekanis: Pengendalian secara fisik dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan. Sebaiknya dilakukan pada senja – malam hari, dan larva biasanya dijumpai di permukaan tanah sekitar tanaman yang terserang.
Ø Pengendalian hayati: Pemanfaatan musuh alami : parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys braueri. Predator penting adalah  Carabidae. Patogen penyakit yang sering menyerang A. ipsilon adalah jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. serta nematoda Steinernema sp.
Ø Pengendalian kimiawi: Apabila serangan ulat tanah tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang efektif, Pestisida yang digunakan adalah pestisida dengan bahan aktif kuinalfos.

2.2.3 Trips (Thrips tabaci.)
       Serangga hama ini dikenal dengan Thrips bawang atau oni on Thrips, termasuk famili Thysanoptera, famili Thripidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur T. tabaci diletakkan dekat tulang daun, berwarna keputihan dengan stadium telur berkisar 4-10 hari. Nimfa dan dewasa mengisap cairan daun. Pupanya terdapat dalam tanah dengan stadium 4-7 hari. Thrips dewasa kecil berwarna kuning kecoklatan dengan panjang 1,0 mm. Tanaman inangnya adalah waluh, cabe, terung, dan tomat.
       Gejala Serangan pada hama ini adalah hama menghisap cairan daun bawang, terutama daun daun yang masih muda. Pada daun yang baru dihisap akan tampak bercak-bercak berkilauan dan luka bekas gigitan berupa bintik-bintik berwarna putih. Bintik-bintik tersebut akan menyatu sehingga warna daun tampak berkilau dan bagian pucuknya akan mati.
       Pengendalian T. tabaci dapat dilakukan dengan konservasi musuh alami yaitu penggunaan predator kumbang macan (Menochilus sp.).

Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo           : Thysanoptera
Famili         : Thripidae
Genus         : Thrips
Spesies        : Thrips tabaci L.







2.3 Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah
2.3.1 Penyakit Antraknos (Coletotrichum gloesporioides)
Penyakit ini didaerah Brebes disebut otomatis , di daerah Nganjuk di sebut lanas . penyakit ini disebabkan patogen Colletotricum gloesporiodes. Biasanya pada umur 11-35 HST. Penyakit ini termasuk yang paling ganas, karena dalam tempo 3 hari daun bawang merah akan hancur. Biasanya penyakit in menyerang pada saat puncak musim hujan .
a.    Gejala Serangan
Tanaman yang terinfeksi dapat mati secara serentak. Serangan awal ditandai dengan terlihatnya bercak berwarna putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan kedalam, berlubang dan patah, karena daun terkulai tepat pada bercak.
            Infeksi lanjut akan terbentuk spora yang berwarna merah muda, berubah menjadi coklat muda, tua dan akhirnya kehitam - hitaman. Apabila kelembaban udara tinggi, terutama dimusim penghujan spora cepat menyebar dipermukaan tanah dan menginfeksi inang disekitarnya. Spora tersebar dengan bantuan angin dan hujan lebat serta apabila jatuh pada tanaman inang, spora akan berkecambah dan masuk kebagian epidemis daun.
b.    Pengendalian
Ø Rotasi dengan tanaman selain jenis bawang, kacang, labu dam terung
Ø Penanaman dimusin kemarau
Ø Kebersihan kebun
Ø Menanam varietas relatif tahan (Sumenep)
Ø Aplikasi pestisida nabati,seperti serbuk biji mimba 30 gram perliter setiap 3 hari sekali
Ø Aplikasi fungisida yang selektif dan efektif,apabila terjadi kerusakan pada tanaman
Perlu diingat bila setelah hujan , daun bawang merah mengeluarkan bau yang tajam, itu berarti daun bawang terserang otomatis / lanas, segera lakukan penyemprotan saat itu juga, jangan sampai di tunda besok, karena penyakit ini sangat ganas.

2.3.2 Bercak Ungu atau Trotol (Altemaria Porri)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan  Altemaria Porri. Penyakit ini menyerang saat udara lembab terutama pada saat musim hujan.
a.    Gejala Serangan
Pada daun terdapat bercak berwarna kelabu dengan pusat yang berwarna ungu,Melekuk ke dalam dengan lingkaran konsentris,yang semakin melebar dan semakin menipis.Koloni spora hitam teratur pada lingkaran-lingkaran.
Kondisi cuaca lembab,mendung,hujan rintik-rintik dengan kelembaban udara mencapai >90& dapat membentuk sporulasi spora disebarkan oleh angin & apabila spora jatuh ke permukaan tanaman inang,akan berkecambah & menginfeksi jaringan tanaman lewat stomata atau luka pada epidermis,Penyakit dapat ditularkan melalui udara dan bibit.
b.    Pengendalian
Semprot dengan fungisida berbahan aktif  Mancozeb  (merk dagang  Dithane,  Manzed,)  dan Iprodium ( merk dagangnya Rovral,  dosisi penggunaanya : untuk penjagaan 1 sendok makan penuh untuk Mancozeb dan 1 sendok makan rata untuk Iprodium,untuk tiap 1 tangki semprot ( 17 liter) , sedangkan untuk tanaman yang telah terserang penyakit dosisinya ditambah menjadi 2 sendok makan .kemudian disemprotkan secara merata. Penyiraman setelah turun hujan sangat dianjurkan,untuk mencegah kemungkinan menempelnya spora pada permukaan daun akibat percikan tanah.










2.3.3 Penyakit Layu Bakteri
Penyakit ini menyerang tanaman bawang merah di segala umur, penyakit ini menyerang dari akar tanaman, tanaman akan layu mati dan akarnya mengeluarkan bau busuk.
a.    Gejala Serangan
Bagian tanaman yang diserang adalah bagian dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi terganggu. Ditandai dengan bawang merah tampak layu pada pagi hari.
b.    Pengendalian
Menggunakan fungisida bakterisida sistemik berbahan aktif seperti Oksitetrasiklin dan kasugamisin di tambah fungisida sistemik ( Score  250 EC ) agar cepat meresap kejaringan tanaman. Dosis pemakaiannya : 2 – 3 sendok makan penuh dan 1- 2 sendok penuh untuk  Score 250 EC. Tiap 1 tangki semprot / 17 liter air.

2.3.4 Penyakit Embun Bulu
Penyakit ini menyerang daun bawang merah pada saat udara lembab, curah hujan tinggi, berkabut.
a.    Gejala Serangan
Penyakit ini menempel pada daun bawang merah membentuk spora tampak seperti embun menutupi daun, tetapi lama kelamaan akan menginveksi daun dan masuk ke batang / umbi menyebabakan busuk.
b.    Cara penangulangan
Semprot dengan fungisida berbahan aktif Tiram ( Tiflo 80 WP, Ziplo 90 WP) ditambah Mancozeb ( Dithane 80 WP , Manzed 80 WP, Detazeb 80 WP). Dosis pemakaiannya  : 2- 3 sendok makan penuh, tiap 1 tangki semprot / 17 liter a.



2.3.5 Penyakit  Mozaik atau Moler (Fusarium oxysporum)
Penyakit ini menyerang daun bawang merah.
a.    Gejala Serangan
Ditandai dengan pangkal daun berwarna putih agak melengkung dan vigor kemudian daunnya bergelombang  rebah berantakan , biasanya tanaman terlalu vigor dan menyerang saat musim hujan,  penyerangan bisa merusak 100% tanaman bawang merah dalam waktu 2 minggu.
b.    Cara penanggulangan  : untuk mencegah agar daun bawang merah tidak terlalu vigor dan rapat  maka pemupukan tanaman bawang merah pada musim hujan harus dikurangi unsur N ( nitrogen ) ,dan di tambahkan  phospat dan kalium. Sedangkan apabila daun bawang merah sudah terlanjur vigor ,maka penyemprotannya harus ditambahkan fungisida berbahan aktif  Difenokonazol  dan Azoksistrobin  merk dagangnya  Amistartop 325 sc. Dosisnya  : 8 ml / 1 sendok makan per 17 liter air untuk awal musim hujan , dan  20 – 25 ml / 2- 3 sendok makan  per 17 liter air pada puncak musim hujan . Selain itu jangan gunakan dulu fungisida berbahan aktif propinep  (Antracol 70 wp, Agrocol wp , Aurora 70 dll )  karena daun bisa terlalu vigor gantikan dengan fungisida berbahan aktif mancozeb  ( dithane , manzete , indothane dll) .













BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Pada masalah yang ada di dunia pertanian, tanaman bawang merah menduduki peringkat cukup bagus. Karena itu  beberapa fakta mengenai hama, penyakit dan virus yang biasa menyerang tanaman bawang merah kami posting disini. Mengingat tanaman bawang merah begitu penting untuk kita pelihara, maka Dengan mengenal mereka setidaknya kita bisa mengendalikan atau membasminya dengan lebih baik. Artinya kita juga turut membantu mengembangkan dunia pertanian kita.
            Bawang merah ( Allium cepa L. ) merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini  diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya.
            Prinsip pengendalian hama dan penyakit tanaman yang di kembangkan oleh manusia dewasa ini adalah menekan jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman sampai pada tingkat populasi yang tidak merugikan.

3.2. Penutup
            Dalam penulisan paper ini tentulah mempunyai banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dilengkapi oleh pembaca-pembaca yang memiliki disiplin ilmu tentang pembahasan ini. Oleh masukannya yang bersifat membangun sangat diharapkan, semoga bermanfaat untuk mengisi kebutuhan akan bacaan bagi semua pihak yang terkait dengan pengembangan pola pikir yang sejajar, selaras, dan seimbang.







DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar