Paper Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Disusun Oleh:
Kiki Amelia Ramadhany (1606541097)
Nadya Dewi Kirana (1606541099)
I Komang Budi Artamayasa (1606541100)
Anggia Widya Fatahillah (1606541101)
I Gede Krisna Wardana (1606541102)
Dosen Pembimbing:
Prof. Ir. I Wayan Susila, M.S.
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
KATA
PENGANTAR
Om Swastiyastu
Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya kelompok kami
dapat menyelesaikan “Paper Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah”. Paper ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman.
Kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan baik dalam segi materi. Mohon maaf sedalam-dalamnya atas
kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan paper ini baik dalam segi
bahasa, pemaparan, maupun penyajiannya.
Paper ini tidak akan
terwujud tanpa bantuan dan campur tangan beberapa pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan bantun secara material maupun non material kepada penulis
demi terwujudnya paper ini. Akhir kata, harapan kami dalam penulisan paper ini
dapat terwujud, yaitu memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada kami dan
pembaca pada umumnya.
Om Santi Santi Santi Om
Jimbaran,
3 Maret 2017
Kelompok
3
DAFTAR ISI
1. JUDUL PAPER........................................................................................................
1
2. KATA
PENGANTAR
.............................................................................................
2
3. DAFTAR
ISI ...........................................................................................................
3
4. BAB
I PENDAHULUAN
.......................................................................................
4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah
........................................................................................
4
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
4
1.4 Manfaat
........................................................................................................
5
5. BAB
II PEMBAHASAN .........................................................................................
6
2.1 Hama dan Penyakit Bawang Merah ...........................................................
6
2.2. Hama Pada Tanaman Bawang Merah .........................................................
8
2.3 Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah
.................................................. 12
6. BAB
III PENUTUP ................................................................................................
18
3.1
Kesimpulan ................................................................................................
18
3.2 Penutup ......................................................................................................
18
7. DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa)
adalah tanaman yang termasuk dalam famili Alliaceae. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang sangat diperlukan manusia, biasanya digunakan sebagai bumbu masakan dan
penyedap rasa. Bawang merah diyakini mengandung gizi dan senyawa yang tergolong
zat non gizi serta enzim yang bermanfaat untuk terapi, serta meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan tubuh manusia.
Salah satu Cara yang paling umum dilakukan para petani
bawang merah dalam mengendalikan serangan hama dan penyakit bawang merah adalah
dengan menggunakan pestisida,dengan beranggapan bahwa pestisida dapat menjamin
keberhasilan usaha tani. Akibatnya petani menggunakan pestisida dengan cara
meningkatkan takaran, frekuensi, jenis dan komposisi pestisida secara
berlebihan.
Untuk mengatasi masalah
tersebut, penerapan teknologi pengendalian hama terpadu merupakan alternatif
yang tepat yaitu dengan mengkombinasikan beberapa cara pengendalian yang secara
ekonomi, ekologi dan sosial dapat dipertanggung jawabkan.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa yang
dimaksud dengan hama dan penyakit pada tanaman? dan apakah klasifikasi serta
kegunaan dari tanaman bawang merah?
·
Apa sajakah
hama yang mengganggu tanaman bawang merah serta bagaimanakah cara mengendalikan
hama tersebut?
·
Apa sajakah
penyakit yang terdapat pada tanaman bawang merah serta bagaimanakah cara
mengendalikan penyakit tersebut?
1.3 Tujuan
·
Mengetahui
pengertian dari hama dan penyakit pada tanaman dan mengetahui klasifikasi serta
kegunaan dari tanaman bawang merah
·
Mengetahui
hama yang menggaggu tanaman bawang merah
·
Mengetahui
penyakit yang dapat ditemukan pada tanaman bawang merah
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui dan lebih
memahami tentang hama dan penyakit pada tanaman bawang merah beserta klasifikasi
dan jenis-jenis hama serta penyakit yang ditemukan pada tanaman bawang merah bagi
penulis terutama pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hama dan Penyakit Bawang Merah
2.1.1 Pengertian
Hama
Hama
adalah semua jenis binatang yang merugikan dan mengganggu tanaman yang sedang
dibudidayakan oleh manusia dan bukan tumbuhan liar yang ada di alam serta
merugikan manusia khususnya petani.
Hama
adalah binatang pengganggu. Bila tanaman yang diganggu, maka dinamakan hama tanaman. Bagian
tanaman yang diganggu tidak hanya satu bagian melainkan seluruh bagian.
Kerugian yang ditimbulkan oleh hama mempunyai kisaran yang besar, dari tidak
berarti sampai yang dapat menggagalkan panen. Besar atau banyaknya kerugian
yang diderita dipengaruhi oleh jenis hama tersebut.
Hama
adalah serangga, nematoda, tikus, gulma atau bentuk lain dari bentuk kehidupan
terestrial atau air yang berbahaya bagi kesehatan manusia atau hewan ternak
atau mengganggu kegiatan ekonomi seperti kegiatan pertanian. Jadi secara umum,
hama diartikan sebagai binatang yang menjadi perusak tanaman.
2.1.2
Pengertian Penyakit Tanaman
Penyakit
tanaman adalah sebuah kondisi dimana tanaman tersebut terganggu ataupun
terhambat yang mana penyebabnya bukan berasal dari hama. Penyakit tanaman
merupakan hasil dari beberapa gangguan dalam proses kehidupan normal tanaman.
Penyebab penyakit pada tanaman mungkin berasal dari makhluk hidup atau
non-hidup.
Penyakit
tanaman juga dapat dikategorikan sebagai pertumbuhan abnormal atau disfungsi
dari tanaman. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada organ tanaman yang
disebabkan oleh mikroorganisme pengganggu, hama, virus atau kondisi tanah yang
kekurangan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Tapi tidak serta merta penyakit
tanaman disebabkan oleh hama, mungkin ada faktor lain seperti cuaca, musim yang
tidak menentu, faktor bibit tanaman, dan lain sebagainya.
2.1.3
Tanaman Bawang Merah
Bawang
merah ( Allium cepa L. ) merupakan
salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang
memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah
ini diduga berasal dari Asia Tenggara
yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya.
Secara
umumnya, bawang merah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki
kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga
sekarang banyak menggunakan bawang merah ini sebagai bahan herbal dan juga
tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan
tubuh. Secara sistematisnya bawang merah
ini dapat diklasifikasi dan morfologikan sebagai sebagai berikut.
Kegunaan
utama bawang merah adalah sebagai bumbu masak. Meskipun bukan merupakan
kebutuhan pokok, bawang merah cenderung selalu dibutuhkan sebagai pelengkap
bumbu masak sehari-hari. Kegunaan lainnya adalah sebagai obat tradisional
(sebagai kompres penurun panas, diabetes, penurun kadar gula dan kolesterol
darah, mencegah penebalan dan pengerasan pembuluh darah dan maag) karena
kandungan senyawa allin dan allisin yang bersifat bakterisida
Klasifikasi Bawang Merah:
Kingdom :
Plantae
Sub kingdom :
Tracheobionta
Super divisio :
Spermatophyta
Divisio :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub kelas :
Lilidae
Ordo :
Lililales
Famili :
Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus :
Allium
Spesies :
Allium cepa L. Var. Aggregatum
2.2 Hama
Pada Tanaman Bawang Merah
2.2.1
Ulat Bawang (Spodoptera exigua)
Telur
berbentuk bulat sampai bulat panjang, diletakkan oleh induknya dalam bentuk
kelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup oleh bulu-bulu atau sisik
dari induknya.
Larva
atau ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Ulat tua mempunyai beberapa variasi warna,
yaitu hijau, coklat muda dan hitam kecoklatan.
Ulat yang hidup di dataran tinggi umumnya berwarna coklat.
Stadium
ulat terdiri dari 5 instar. Instar
pertama panjangnya sekitar 1,2 – 1,5 mm, instar kedua sampai instar terakhir
antara 1,5 – 19 mm. Setelah instar
terakhir ulat merayap atau menjatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong. Ulat lebih aktif pada malam hari. Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
Pupa
berwarna coklat muda dengan panjang 9 – 11 mm, tanpa rumah pupa. Pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman +
1 cm, dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di bawah daun
kering, atau di bawah partikel tanah.
Pupa memerlukan waktu 5 hari untuk berkembang menjadi ngengat.
Gejala
ditandai dengan adanya bekas gigitan pada daun tanaman bawang merah. Serangan
berat menyebabkan daun terputus (kudung). Biasanya serangan pada umur 30 Hari.
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Famili :
Noctuidae
Subfamili :
Amphipyrinae
Spesies :
Spodoptera exigua
Prinsip
pengendalian hama tanaman yang di kembangkan oleh manusia dewasa ini adalah
menekan jumlah populasi hama yang menyerang tanaman sampai pada tingkat
populasi yang tidak merugikan. Pengendalian dilaksanakan sebagai berikut:
Ø Pergiliran tanaman
Ø Penanaman serentak
Ø Mengumpulkan dan memusnahkan:ngengat,telur ulat
yang ditemukan
Ø Penggunaan varietas (varietas Sumenep)
Ø Pemasangan perangkap dengan Feromoid seks sebanyak
40/bh/ha/bl
Ø Aplikasi pestisida nabati,seperti serbuk biji
mimba 30g/l,setiap 3 hari sekali
Ø Pelestarian musuh alami (capung dan kepik)
Ø Aplikasi pestisida yang selektif dan efektif, dilakukan
apabila telah ditemukan ulat/10 tanaman atau 5% kerusakan tanaman
2.2.2
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Telur
diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut
terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat
meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah
menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada
puncaknya. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak
kebiru-biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari.
Larva
menghindari cahaya matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira-kira
sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif pada malam hari untuk
menggigit pangkal batang. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit
permukaan daun. Larva mengalami 5 kali
ganti kulit. Larva instar terakhir
berwarna coklat kehitam-hitaman. Bila
larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak bergerak seolah-olah
mati. Stadium larva berlangsung sekitar
36 hari.
Gejala
serangan ditandai dengan larva merupakan stadia perusak yang aktif pada malam
hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Tanaman yang
terserang adalah tanaman-tanaman muda. Pangkal batang yang digigit akan mudah
patah dan mati.
Di
samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga
menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat
menempuh jarak puluhan meter. Seekor
larva dapat merusak ratusan tanaman muda.
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Famili :
Noctuidae
Genus :
Agrotis
Spesies :
Agrotis ipsilon
Pengendalian Ulat Tanah
Ø Kultur teknis: Pengolahan tanah yang baik untuk
membunuh pupa yang ada di dalam tanah. Sanitasi dengan membersihkan lahan dari
gulma yang juga merupakan tempat ngengat A. ipsilon meletakkan telurnya.
Ø Pengendalian fisik / mekanis: Pengendalian secara
fisik dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan. Sebaiknya
dilakukan pada senja – malam hari, dan larva biasanya dijumpai di permukaan
tanah sekitar tanaman yang terserang.
Ø Pengendalian hayati: Pemanfaatan musuh alami :
parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana
heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys
braueri. Predator penting adalah
Carabidae. Patogen penyakit yang sering menyerang A. ipsilon adalah
jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. serta nematoda Steinernema sp.
Ø Pengendalian kimiawi: Apabila serangan ulat tanah
tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang efektif, Pestisida
yang digunakan adalah pestisida dengan bahan aktif kuinalfos.
2.2.3
Trips (Thrips tabaci.)
Serangga
hama ini dikenal dengan Thrips bawang atau oni on Thrips, termasuk famili
Thysanoptera, famili Thripidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Telur T. tabaci diletakkan dekat tulang daun, berwarna keputihan dengan stadium
telur berkisar 4-10 hari. Nimfa dan dewasa mengisap cairan daun. Pupanya
terdapat dalam tanah dengan stadium 4-7 hari. Thrips dewasa kecil berwarna
kuning kecoklatan dengan panjang 1,0 mm. Tanaman inangnya adalah waluh, cabe,
terung, dan tomat.
Gejala
Serangan pada hama ini adalah hama menghisap cairan daun bawang, terutama daun
daun yang masih muda. Pada daun yang baru dihisap akan tampak bercak-bercak
berkilauan dan luka bekas gigitan berupa bintik-bintik berwarna putih.
Bintik-bintik tersebut akan menyatu sehingga warna daun tampak berkilau dan
bagian pucuknya akan mati.
Pengendalian
T. tabaci dapat dilakukan dengan konservasi musuh alami yaitu penggunaan
predator kumbang macan (Menochilus
sp.).
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Thysanoptera
Famili :
Thripidae
Genus :
Thrips
Spesies :
Thrips tabaci L.
2.3
Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah
2.3.1
Penyakit Antraknos (Coletotrichum
gloesporioides)
Penyakit ini didaerah Brebes disebut otomatis , di
daerah Nganjuk di sebut lanas . penyakit ini disebabkan patogen Colletotricum
gloesporiodes. Biasanya pada umur 11-35 HST. Penyakit ini termasuk yang paling
ganas, karena dalam tempo 3 hari daun bawang merah akan hancur. Biasanya
penyakit in menyerang pada saat puncak musim hujan .
a.
Gejala
Serangan
Tanaman
yang terinfeksi dapat mati secara serentak. Serangan awal ditandai dengan
terlihatnya bercak berwarna putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan
kedalam, berlubang dan patah, karena daun terkulai tepat pada bercak.
Infeksi lanjut akan terbentuk spora
yang berwarna merah muda, berubah menjadi coklat muda, tua dan akhirnya kehitam
- hitaman. Apabila kelembaban udara tinggi, terutama dimusim penghujan spora
cepat menyebar dipermukaan tanah dan menginfeksi inang disekitarnya. Spora
tersebar dengan bantuan angin dan hujan lebat serta apabila jatuh pada tanaman
inang, spora akan berkecambah dan masuk kebagian epidemis daun.
b.
Pengendalian
Ø Rotasi dengan tanaman selain jenis bawang, kacang,
labu dam terung
Ø Penanaman dimusin kemarau
Ø Kebersihan kebun
Ø Menanam varietas relatif tahan (Sumenep)
Ø Aplikasi pestisida nabati,seperti serbuk biji
mimba 30 gram perliter setiap 3 hari sekali
Ø Aplikasi fungisida yang selektif dan
efektif,apabila terjadi kerusakan pada tanaman
Perlu diingat bila setelah hujan , daun bawang
merah mengeluarkan bau yang tajam, itu berarti daun bawang terserang otomatis /
lanas, segera lakukan penyemprotan saat itu juga, jangan sampai di tunda besok,
karena penyakit ini sangat ganas.
2.3.2
Bercak Ungu atau Trotol (Altemaria Porri)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Altemaria
Porri. Penyakit ini menyerang saat udara lembab terutama pada saat musim
hujan.
a.
Gejala
Serangan
Pada daun terdapat bercak berwarna kelabu dengan
pusat yang berwarna ungu,Melekuk ke dalam dengan lingkaran konsentris,yang
semakin melebar dan semakin menipis.Koloni spora hitam teratur pada
lingkaran-lingkaran.
Kondisi cuaca lembab,mendung,hujan rintik-rintik
dengan kelembaban udara mencapai >90& dapat membentuk sporulasi spora
disebarkan oleh angin & apabila spora jatuh ke permukaan tanaman inang,akan
berkecambah & menginfeksi jaringan tanaman lewat stomata atau luka pada
epidermis,Penyakit dapat ditularkan melalui udara dan bibit.
b.
Pengendalian
Semprot dengan fungisida berbahan aktif Mancozeb
(merk dagang Dithane, Manzed,)
dan Iprodium ( merk dagangnya Rovral,
dosisi penggunaanya : untuk penjagaan 1 sendok makan penuh untuk
Mancozeb dan 1 sendok makan rata untuk Iprodium,untuk tiap 1 tangki semprot (
17 liter) , sedangkan untuk tanaman yang telah terserang penyakit dosisinya
ditambah menjadi 2 sendok makan .kemudian disemprotkan secara merata. Penyiraman
setelah turun hujan sangat dianjurkan,untuk mencegah kemungkinan menempelnya
spora pada permukaan daun akibat percikan tanah.
2.3.3
Penyakit Layu Bakteri
Penyakit ini menyerang tanaman bawang merah di
segala umur, penyakit ini menyerang dari akar tanaman, tanaman akan layu mati
dan akarnya mengeluarkan bau busuk.
a.
Gejala
Serangan
Bagian tanaman yang diserang adalah bagian dasar
umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi terganggu. Ditandai dengan bawang
merah tampak layu pada pagi hari.
b.
Pengendalian
Menggunakan fungisida bakterisida sistemik
berbahan aktif seperti Oksitetrasiklin dan kasugamisin di tambah fungisida
sistemik ( Score 250 EC ) agar cepat
meresap kejaringan tanaman. Dosis pemakaiannya : 2 – 3 sendok makan penuh dan
1- 2 sendok penuh untuk Score 250 EC.
Tiap 1 tangki semprot / 17 liter air.
2.3.4 Penyakit
Embun Bulu
Penyakit ini menyerang daun bawang merah pada saat
udara lembab, curah hujan tinggi, berkabut.
a.
Gejala
Serangan
Penyakit ini menempel pada daun bawang merah
membentuk spora tampak seperti embun menutupi daun, tetapi lama kelamaan akan
menginveksi daun dan masuk ke batang / umbi menyebabakan busuk.
b.
Cara
penangulangan
Semprot dengan fungisida berbahan aktif Tiram (
Tiflo 80 WP, Ziplo 90 WP) ditambah Mancozeb ( Dithane 80 WP , Manzed 80 WP,
Detazeb 80 WP). Dosis pemakaiannya : 2-
3 sendok makan penuh, tiap 1 tangki semprot / 17 liter a.
2.3.5 Penyakit Mozaik atau Moler (Fusarium oxysporum)
Penyakit ini menyerang daun bawang merah.
a.
Gejala
Serangan
Ditandai dengan pangkal daun berwarna putih agak
melengkung dan vigor kemudian daunnya bergelombang rebah berantakan , biasanya tanaman terlalu
vigor dan menyerang saat musim hujan, penyerangan
bisa merusak 100% tanaman bawang merah dalam waktu 2 minggu.
b.
Cara
penanggulangan : untuk mencegah agar
daun bawang merah tidak terlalu vigor dan rapat
maka pemupukan tanaman bawang merah pada musim hujan harus dikurangi
unsur N ( nitrogen ) ,dan di tambahkan
phospat dan kalium. Sedangkan apabila daun bawang merah sudah terlanjur
vigor ,maka penyemprotannya harus ditambahkan fungisida berbahan aktif Difenokonazol
dan Azoksistrobin merk dagangnya Amistartop 325 sc. Dosisnya : 8 ml / 1 sendok makan per 17 liter air
untuk awal musim hujan , dan 20 – 25 ml
/ 2- 3 sendok makan per 17 liter air
pada puncak musim hujan . Selain itu jangan gunakan dulu fungisida berbahan
aktif propinep (Antracol 70 wp, Agrocol
wp , Aurora 70 dll ) karena daun bisa
terlalu vigor gantikan dengan fungisida berbahan aktif mancozeb ( dithane , manzete , indothane dll) .
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pada masalah yang ada di dunia
pertanian, tanaman bawang merah menduduki peringkat cukup bagus. Karena
itu beberapa fakta mengenai hama,
penyakit dan virus yang biasa menyerang tanaman bawang merah kami posting
disini. Mengingat tanaman bawang merah begitu penting untuk kita pelihara, maka
Dengan mengenal mereka setidaknya kita bisa mengendalikan atau membasminya
dengan lebih baik. Artinya kita juga turut membantu mengembangkan dunia
pertanian kita.
Bawang merah ( Allium cepa L. ) merupakan
salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang
memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah
ini diduga berasal dari Asia Tenggara
yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya.
Prinsip pengendalian hama
dan penyakit tanaman yang di kembangkan oleh manusia dewasa ini adalah menekan
jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman sampai pada tingkat populasi
yang tidak merugikan.
3.2. Penutup
Dalam penulisan paper ini
tentulah mempunyai banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dilengkapi oleh
pembaca-pembaca yang memiliki disiplin ilmu tentang pembahasan ini. Oleh
masukannya yang bersifat membangun sangat diharapkan, semoga bermanfaat untuk
mengisi kebutuhan akan bacaan bagi semua pihak yang terkait dengan pengembangan
pola pikir yang sejajar, selaras, dan seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar