BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Peramalan
organisme penggangu tanaman (OPT) adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk
mendeteksi atau memprediksi populasi atau serangan OPT serta kemungkinan
penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu.
Peramalan OPT komponen penting dalam strategi pengelolaan hama dan penyakit
tanaman sebab dengan adanya peramalan dapat memberikan peringatan dini mengenai
tingkat dan luasnya serangan. Tujuan peramalan OPT adalah menyusun saran tindak
pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT
sehingga populasi atau serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas
tanaman pada taraf tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap
lingkungan.
Peramalan
penting dalam proses pemantauan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan
umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak dapat kita lihat pada waktu
keputusan itu diambil. Tujuan peramalan adalah untuk memperkecil resiko yang
mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. Peramalan dan pematauan
merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas
kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian peramalan hama ?
2. Apa saja
manfaat dari peramalan hama ?
3. Apa saja manfaat
dari pemantauan hama ?
4. Bagaimanakah peran peramalan terhadap strategi pengendalian hama
terpadu ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian peramalan hama.
2. Untuk mengetahui
manfaat dari peramalan hama.
3. Untuk
mengetahui manfaat dari pemantauan hama.
4. Mengetahui
dan memahami peran peramalan terhadap strategi pengendalian hama terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peramalan Hama
Peramalan
merupakan prakiraan atau memprediksi peristiwa dimasa depan. Peramalan bagian
penting dalam proses pengambilan keputusan, sebab efektif atau tidaknya suatu
keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak dapat kita lihat
pada waktu keputusan itu diambil. Tujuan peramalan adalah untuk memperkecil
resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. Peramalan dan
pengambilan keputusan merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan
yang menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.
Peramalan
organisme penggangu tanaman (OPT) adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk
mendeteksi atau memprediksi populasi atau serangan OPT serta kemungkinan
penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu.
Peramalan OPT komponen penting dalam strategi pengelolaan hama dan penyakit
tanaman sebab dengan adanya peramalan dapat memberikan peringatan dini mengenai
tingkat dan luasnya serangan. Tujuan peramalan OPT adalah menyusun saran tindak
pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT
sehingga populasi atau serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas
tanaman pada taraf tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap
lingkungan.
2.2 Peran Peramalan Hama Terhadap PHT
Peramalan
merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan terhadap
pengendalian hama. Alasan utama bagi peramalan dan pengendalian hama yaitu
adanya senjang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan
mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Kebutuhan akan peramalan meningkat
sejalan dengan usaha untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum
pasti, karena dalam menentukan sasaran dan tujuan berusaha menduga
faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan
menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan.
Arti
peramalan yang sesungguhnya adalah menduga atau memprediksi peristiwa di masa
depan dan bertujuan untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu
pengambilan keputusan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Integrated Pest
Management (IPM) dalam operasionalnya memerlukan kegiatan peramalan untuk
membuat perencanaan ekosistem pertanian yang tahan terhadap gangguan OPT.
Kerugian ekonomi yang dapat diselamatkan, yang digambarkan dengan peningkatan
produktivitas tanaman adalah merupakan pendapatan (PAD = pendapatan asli
daerah) yang diterimakan langsung oleh petani. Peramalan OPT yang dilakukan
sebelum musim tanam (peramalan antar musim) memberikan waktu kepada petani
untuk merencanakan ekosistem yang tahan OPT dan melakukan kegiatan preemtif.
Peramalan OPT yang dilakukan setelah tanam (peramalan dalam musim) memberikan
waktu kepada petani untuk melakukan kegiatan responsif pengendalian OPT seperti
dengan menggunakan bahan pengendali alami (agens hayati atau parasitoid) yang
telah disiapkan (aman terhadap lingkungan). Peramalan OPT juga dapat memberikan
peluang kapan waktu tanam komoditi tertentu berdasarkan ramalan atau
kemungkinan munculnya OPT, yang disinkronkan dengan nilai jual pasar tinggi,
baik pada on-season maupun off-season.
Pemantauan
membantu untuk mengetahui jenis-jenis hama dan musuh alami, kepadatan populasi,
waktu memulai pengendalian, dan keberhasilan usaha pengendalian.
Keterkaitan antara kepadatan hama dan kerusakan tanaman merupakan dasar dari
PHT. Kepadatan hama serangga dapat diketahui melalui pengambilan
sampel. Ada tiga metode utama dalam pengambilan sampel, yaitu metode mutlak
(absolut), metode nisbi (relatif), dan indeks populasi. Metode mutlak mengukur
jumlah serangga yang sebenarnya di dalam populasi. Metode nisbi tidak
melibatkan satuan habitat, tetapi dalam satuan usaha. Pendugaan populasi dengan
metode indeks populasi didasarkan pada produk atau pengaruh hama.
Teknik pengambilan sampel yang umum digunakan meliputi teknik in situ,
menjaring, menggunakan perangkap, dan menggunakan teknik tidak langsung.
Empat
aspek penting dalam program pengambilan sampel adalah tahap perkembangan
serangga, jumlah sampel, waktu pengambilan sampel, dan pola pengambilan sampel. Pengambilan sampel beruntun penting dalam pengelolaan hama.
Biasanya jumlah sampel hanya sedikit jika populasi serangga berukuran sangat
kecil (di bawah ambang ekonomi) atau sangat besar (di atas ambang ekonomi).
Lebih banyak sampel dibutuhkan jika populasi berukuran sedang (berada di antara
nilai ambang atas dan bawah). Rerata, varian, dan kesalahan baku
adalah penghitungan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi hasil
pengambilan sampel. Dengan mengetahui varian kita dapat menghitung kisaran
nilai atau interval kepercayaan (confidence interval). Interval kepercayaan
dapat diatur pada berbagai tingkat kepastian. Namun, kebanyakan keputusan
pengelolaan hama didasarkan pada tingkat kepercayaan 95-99%
2.4
Pemantauan Hama di Gudang
Serangga utama yang biasanya menyerang bahan-bahan pangan di dalam gudang
adalah kumbang (Ordo Coleoptera) dan ngengat/kupu (Ordo Lepidoptera). Kumbang
mudah dilihat dan dihitung pada stadium dewasa sedang ngengat pada stadium
larva dan dewasa. Pengamatan yang
dilakukan disini didasarkan pada pengamatan binomial, yaitu pengamatan untuk
mengetahui ada tidaknya serangga tanpa perlu mengetahui tingkat kepadatan
populasi serangga yang sebenarnya. Sejumlah modifikasi dilakukan untuk
optimalisasi hasil monitoring.
Pemantauan
dibagi menjadi pemantauan secara umum dan pemantauan secara contoh. Pemantauan
secara umum dilakukan terhadap kondisi
keliling stapel dan bagian atas stapel, serta pengamatan dilakukan pada sore hari. Hasil pengamatan dinyatakan
sebagai berikut yaitu u/t (tidak ada) artinya tidak terdapat serangga setelah diperiksa
beberapa lama,u/r (ringan) artinya terdapat serangga (dalam jumlah kecil) yang terlihat hanya pada beberapa
tempat (permukaan karung), u/s (sedang) artinya terdapat serangga (dalam jumlah
lebih banyak) yang terlihat pada pelbagai tempat (permukaan karung), (u/b (berat) artinya serangga segera
terlihat dalam jumlah besar, beterbangan dan bergerak merayap sekitar stapel.
serangga bergerombol dilantai sekeliling dasar stapel dan dibagian atas stapel, u/sb (sangat berat) artinya serangga sangat banyak terdapat pada sekitar stapel dan suaranya gemelutuk
jelas terdengar dari dalam karung. serangga mati banyak terdapat pada lantai
sekitar stapel dan bagian atas stapel.
Pada pengamatan umum (u) untuk serangga ngengat, disamping batasan-batasan
di atas, penentuan kriteria tingkat serangan hama dapat juga memakai
batasan tingkat kerusakan yang
teramati sebagai berikut yaitu u/t (tidak ada) artinya tidak terdapat
tanda-tanda serangan larva ngengat (butir-butir putih/sisa kotoran) yang
terdapat pada bagian luar karung, u/r (ringan) artinya mulai terlihat
butir-butir putih/sisa kotoran dalam jumlah kecil pada bagian luar karung, u/s (sedang) artinya terlihat cukup
banyak butir-butir putih/sisa kotoran pada bagian luar karung, u/b (berat) artinya terlihat banyak
butir-butir putih/sisa kotran pada bagian luar karung, dan u/sb (sangat berat) artinya terlihat banyak
butir-butir putih/sisa kotoran pada bagian luar karung sehingga banyak
tertimbun diatas lantai.
Sedangkan
pemantauan secara contoh dilakukan
dengan mengambil contoh beras dari beberapa karung dipelbagai tempat dalam
stapel. pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan alat pengambil contoh
beras dan ditimbang sebesar 1 kilogram. setelah di ayak kemudian dihitung
jumlah serangga yang terdapat didalam contoh. hasil pengamatan dinyatakan sebagai
berikut yaitu c/t (tidak ada) artinya tidak terdapat
serangga hidup dari hasil pengayakan, c/r (ringan) artinya terdapat 1-2
ekor serangga hidup dalam contoh, c/s (sedang) artinya terdapat 3-5
ekor serangga hidup dalam contoh, c/b (berat) artinya terdapat 6-10
ekor serangga hidup dalam contoh, dan c/sb (sangat berat) artinya terdapat >
10 ekor serangga hidup dalam contoh.
Pengambilan contoh harus dilakukan pada waktu pagi hari sampai kira-kira pukul 13.00. Hama pasca panen pada pagi sampai siang hari berada di dalam karung, baru sesudah
kira-kira pukul 14.00 mereka keluar dari dalam karung. Pengambilan contoh
dengan menggunakan colokan (spear) dilakukan sewaktu hama masih di dalam
karung. Besarnya contoh
yang harus diambil menggunakan teknik tertentu sehingga ekonomis, sebagai
berikut yaitu penentuan karung yang diambil contohnya dilakukan secara random dan dari setiap gudang minimal
harus diambil 2 contoh (1 kg) serta nilai tingkat serangan hama adalah hasil rata-rata dari contoh-contoh
(sebesar 1 kg) tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peramalan
merupakan prakiraan atau memprediksi peristiwa dimasa depan. Peramalan
merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan, sebab efektif atau
tidaknya suatu keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak
dapat kita lihat pada waktu keputusan itu diambil. Contoh simulasi peramalan
hama dapat dilakukan dengan pengamatan populasi hama selama beberapa tahun
terakhir, dan dalam paper ini digunakan pengamtan dengan dua kasus yang berbeda
(contoh kasus linear sederhana dan contoh kasus linear berganda). Pemantauan
membantu untuk mengetahui jenis-jenis hama dan musuh alami, kepadatan populasi,
waktu memulai pengendalian, dan keberhasilan usaha pengendalian. Keterkaitan
antara kepadatan hama dan kerusakan tanaman merupakan dasar dari PHT. Kepadatan
hama serangga dapat diketahui melalui pengambilan sampel. Ada tiga metode utama
dalam pengambilan sampel, yaitu metode mutlak (absolut), metode nisbi
(relatif), dan indeks populasi.
3.2 Saran
Dari
pembahasan dan simpulan dapat disarankan untuk memperkecil resiko yang mungkin
terjadi akibat suatu pengambilan keputusan terkait dengan organisme serangga
hama dapat dilakukan dengan melakukan peramalan dan pengambilan keputusan dan
pemantauan yang merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang
menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan
(Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah Mada University Press.
Daryanto.
2005. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Tomat. Direktorat
Perlindungan Hortikultura. Jakarta.
Maheswari, R. 1970. The physiology of penetration and
infection by urediospores of rust fungi. Dalam: Plant Disease Problems,
Proceedings of the First International Symposium on Plant Pathology, Indian
Phytopathological Society 1966/1967 : 824-829.
Oka, I.N. 1998. Pengendalian Hama Terpadu dan
Implementasinya di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.
Pracaya,
1992. Hama Penyakit Tanaman, Penebar Swadaya, Jakarta.
Robinson,
R.A. 1976. Plant Pathosystems. Springer-Verlag, Berlin, 184 p.
Sastrahidayat, I.R. 1997. Fitopatometri Suatu Cara
Menghitung Besarnya Tingkat Kerusakan Oleh Penyakit Tanaman. Universitas
Brawijaya. Fakultas Pertanian. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Malang.
Semangun, H. 1979. Penyakit Tumbuhan, Hubungannya
Dengan Iklim Dan Cuaca. Ugm Press. Yogyakarta.
Tjahjadi N.,
1991. Hama dan Penyakit Tanaman, Kanisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar