Selasa, 22 Mei 2018

MAKALAH PERAMALAN HAMA DAN PEMANTAUN HAMA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peramalan organisme penggangu tanaman (OPT) adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi atau memprediksi populasi atau serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan OPT komponen penting dalam strategi pengelolaan hama dan penyakit tanaman sebab dengan adanya peramalan dapat memberikan peringatan dini mengenai tingkat dan luasnya serangan. Tujuan peramalan OPT adalah menyusun saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT sehingga populasi atau serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap lingkungan.
Peramalan penting dalam proses pemantauan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak dapat kita lihat pada waktu keputusan itu diambil. Tujuan peramalan adalah untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. Peramalan dan pematauan merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian peramalan hama ?
2. Apa saja manfaat dari peramalan hama ?
3. Apa saja manfaat dari pemantauan hama ?
      4. Bagaimanakah peran peramalan terhadap strategi pengendalian hama terpadu ?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peramalan hama.
2. Untuk mengetahui manfaat dari peramalan hama.
3. Untuk mengetahui manfaat dari pemantauan hama.
4. Mengetahui dan memahami peran peramalan terhadap strategi pengendalian hama terpadu.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peramalan Hama
Peramalan merupakan prakiraan atau memprediksi peristiwa dimasa depan. Peramalan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak dapat kita lihat pada waktu keputusan itu diambil. Tujuan peramalan adalah untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. Peramalan dan pengambilan keputusan merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.
Peramalan organisme penggangu tanaman (OPT) adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi atau memprediksi populasi atau serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan OPT komponen penting dalam strategi pengelolaan hama dan penyakit tanaman sebab dengan adanya peramalan dapat memberikan peringatan dini mengenai tingkat dan luasnya serangan. Tujuan peramalan OPT adalah menyusun saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT sehingga populasi atau serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap lingkungan.

2.2  Peran Peramalan Hama Terhadap PHT
Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan terhadap pengendalian hama. Alasan utama bagi peramalan dan pengendalian hama yaitu adanya senjang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti, karena dalam menentukan sasaran dan tujuan berusaha menduga faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan.
Arti peramalan yang sesungguhnya adalah menduga atau memprediksi peristiwa di masa depan dan bertujuan untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Integrated Pest Management (IPM) dalam operasionalnya memerlukan kegiatan peramalan untuk membuat perencanaan ekosistem pertanian yang tahan terhadap gangguan OPT. Kerugian ekonomi yang dapat diselamatkan, yang digambarkan dengan peningkatan produktivitas tanaman adalah merupakan pendapatan (PAD = pendapatan asli daerah) yang diterimakan langsung oleh petani. Peramalan OPT yang dilakukan sebelum musim tanam (peramalan antar musim) memberikan waktu kepada petani untuk merencanakan ekosistem yang tahan OPT dan melakukan kegiatan preemtif. Peramalan OPT yang dilakukan setelah tanam (peramalan dalam musim) memberikan waktu kepada petani untuk melakukan kegiatan responsif pengendalian OPT seperti dengan menggunakan bahan pengendali alami (agens hayati atau parasitoid) yang telah disiapkan (aman terhadap lingkungan). Peramalan OPT juga dapat memberikan peluang kapan waktu tanam komoditi tertentu berdasarkan ramalan atau kemungkinan munculnya OPT, yang disinkronkan dengan nilai jual pasar tinggi, baik pada on-season maupun off-season.

2.3 Pemantauan Hama
Pemantauan membantu untuk mengetahui jenis-jenis hama dan musuh alami, kepadatan populasi, waktu memulai pengendalian, dan keberhasilan usaha pengendalian. Keterkaitan antara kepadatan hama dan kerusakan tanaman merupakan dasar dari PHT. Kepadatan hama serangga dapat diketahui melalui pengambilan sampel. Ada tiga metode utama dalam pengambilan sampel, yaitu metode mutlak (absolut), metode nisbi (relatif), dan indeks populasi. Metode mutlak mengukur jumlah serangga yang sebenarnya di dalam populasi. Metode nisbi tidak melibatkan satuan habitat, tetapi dalam satuan usaha. Pendugaan populasi dengan metode indeks populasi didasarkan pada produk atau pengaruh hama. Teknik pengambilan sampel yang umum digunakan meliputi teknik in situ, menjaring, menggunakan perangkap, dan menggunakan teknik tidak langsung.
Empat aspek penting dalam program pengambilan sampel adalah tahap perkembangan serangga, jumlah sampel, waktu pengambilan sampel, dan pola pengambilan sampel. Pengambilan sampel beruntun penting dalam pengelolaan hama. Biasanya jumlah sampel hanya sedikit jika populasi serangga berukuran sangat kecil (di bawah ambang ekonomi) atau sangat besar (di atas ambang ekonomi). Lebih banyak sampel dibutuhkan jika populasi berukuran sedang (berada di antara nilai ambang atas dan bawah). Rerata, varian, dan kesalahan baku adalah penghitungan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi hasil pengambilan sampel. Dengan mengetahui varian kita dapat menghitung kisaran nilai atau interval kepercayaan (confidence interval). Interval kepercayaan dapat diatur pada berbagai tingkat kepastian. Namun, kebanyakan keputusan pengelolaan hama didasarkan pada tingkat kepercayaan 95-99%
2.4 Pemantauan Hama di Gudang
Serangga utama yang biasanya menyerang bahan-bahan pangan di dalam gudang adalah kumbang (Ordo Coleoptera) dan ngengat/kupu (Ordo Lepidoptera). Kumbang mudah dilihat dan dihitung pada stadium dewasa sedang ngengat pada stadium larva dan dewasa. Pengamatan yang dilakukan disini didasarkan pada pengamatan binomial, yaitu pengamatan untuk mengetahui ada tidaknya serangga tanpa perlu mengetahui tingkat kepadatan populasi serangga yang sebenarnya.  Sejumlah modifikasi dilakukan untuk optimalisasi hasil monitoring.
Pemantauan dibagi menjadi pemantauan secara umum dan pemantauan secara contoh. Pemantauan secara umum dilakukan terhadap kondisi keliling stapel dan bagian atas stapel, serta pengamatan dilakukan pada sore hari. Hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut yaitu u/t (tidak ada) artinya tidak terdapat serangga setelah  diperiksa beberapa lama,u/r (ringan) artinya terdapat serangga (dalam jumlah kecil) yang terlihat hanya pada beberapa tempat (permukaan karung), u/s (sedang) artinya terdapat serangga (dalam jumlah lebih banyak) yang terlihat pada pelbagai tempat (permukaan karung), (u/b (berat) artinya serangga segera terlihat dalam jumlah besar, beterbangan dan bergerak merayap sekitar stapel. serangga bergerombol dilantai sekeliling dasar stapel dan dibagian atas stapel, u/sb (sangat berat) artinya serangga sangat banyak terdapat pada sekitar stapel dan suaranya gemelutuk jelas terdengar dari dalam karung. serangga mati banyak terdapat pada lantai sekitar stapel dan bagian atas stapel.
Pada pengamatan umum (u) untuk serangga ngengat, disamping batasan-batasan di atas, penentuan kriteria tingkat serangan hama dapat juga memakai batasan tingkat kerusakan yang teramati sebagai berikut yaitu u/t (tidak ada) artinya tidak terdapat tanda-tanda serangan larva ngengat (butir-butir putih/sisa kotoran) yang terdapat pada bagian luar karung, u/r (ringan) artinya mulai terlihat butir-butir putih/sisa kotoran dalam jumlah kecil pada bagian luar karung, u/s (sedang) artinya terlihat cukup banyak butir-butir putih/sisa kotoran pada bagian luar karung, u/b (berat) artinya terlihat banyak butir-butir putih/sisa kotran pada bagian luar karung, dan u/sb (sangat berat) artinya terlihat banyak butir-butir putih/sisa kotoran pada bagian luar karung sehingga banyak tertimbun diatas lantai.
Sedangkan pemantauan secara contoh dilakukan dengan mengambil contoh beras dari beberapa karung dipelbagai tempat dalam stapel. pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan alat pengambil contoh beras dan ditimbang sebesar 1 kilogram. setelah di ayak kemudian dihitung jumlah serangga yang terdapat didalam contoh. hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut yaitu c/t (tidak ada) artinya tidak terdapat serangga hidup dari hasil pengayakan, c/r (ringan) artinya terdapat 1-2 ekor serangga hidup dalam contoh, c/s (sedang) artinya terdapat 3-5 ekor serangga hidup dalam contoh, c/b (berat) artinya terdapat 6-10 ekor serangga hidup dalam contoh, dan c/sb (sangat berat) artinya terdapat > 10 ekor serangga hidup dalam contoh. 
Pengambilan contoh harus dilakukan pada waktu pagi hari sampai kira-kira pukul 13.00. Hama pasca panen pada pagi sampai siang hari berada di dalam karung, baru sesudah kira-kira pukul 14.00 mereka keluar dari dalam karung.  Pengambilan contoh dengan menggunakan colokan (spear) dilakukan sewaktu hama masih di dalam karung. Besarnya contoh yang harus diambil menggunakan teknik tertentu sehingga ekonomis, sebagai berikut yaitu penentuan karung yang diambil contohnya dilakukan secara random dan dari setiap gudang minimal harus diambil 2 contoh (1 kg) serta nilai tingkat serangan hama adalah hasil rata-rata dari contoh-contoh (sebesar 1 kg) tersebut.






















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peramalan merupakan prakiraan atau memprediksi peristiwa dimasa depan. Peramalan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak dapat kita lihat pada waktu keputusan itu diambil. Contoh simulasi peramalan hama dapat dilakukan dengan pengamatan populasi hama selama beberapa tahun terakhir, dan dalam paper ini digunakan pengamtan dengan dua kasus yang berbeda (contoh kasus linear sederhana dan contoh kasus linear berganda). Pemantauan membantu untuk mengetahui jenis-jenis hama dan musuh alami, kepadatan populasi, waktu memulai pengendalian, dan keberhasilan usaha pengendalian. Keterkaitan antara kepadatan hama dan kerusakan tanaman merupakan dasar dari PHT. Kepadatan hama serangga dapat diketahui melalui pengambilan sampel. Ada tiga metode utama dalam pengambilan sampel, yaitu metode mutlak (absolut), metode nisbi (relatif), dan indeks populasi.
3.2 Saran
Dari pembahasan dan simpulan dapat disarankan untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan terkait dengan organisme serangga hama dapat dilakukan dengan melakukan peramalan dan pengambilan keputusan dan pemantauan yang merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.













DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah Mada University Press.

Daryanto. 2005. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Tomat. Direktorat Perlindungan Hortikultura. Jakarta.

Maheswari, R. 1970. The physiology of penetration and infection by urediospores of rust fungi. Dalam: Plant Disease Problems, Proceedings of the First International Symposium on Plant Pathology, Indian Phytopathological Society 1966/1967 : 824-829.

Oka, I.N. 1998. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Pracaya, 1992. Hama Penyakit Tanaman, Penebar Swadaya, Jakarta.

Robinson, R.A. 1976. Plant Pathosystems. Springer-Verlag, Berlin, 184 p.

Sastrahidayat, I.R. 1997. Fitopatometri Suatu Cara Menghitung Besarnya Tingkat Kerusakan Oleh Penyakit Tanaman.  Universitas Brawijaya. Fakultas Pertanian. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Malang.

Semangun, H. 1979. Penyakit Tumbuhan, Hubungannya Dengan Iklim Dan Cuaca. Ugm Press. Yogyakarta.

Tjahjadi N., 1991. Hama dan Penyakit Tanaman, Kanisius, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar