BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mawar (Rosa sp.) merupakan tanaman bunga hias berupa
herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu
Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban
manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam
perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan
panas (tropis). Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan
sebagai berikut: kingdom : plantae, divisi : spermatophyta, sub divisi :
angiospermae, kelas : dicotyledonae, ordo : rosanales, famili : rosaceae, genus
: rosa, species : rosa damascena mill., r. multiflora thunb., r. hybrida hort.,
dan lain-lain. Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal
dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe hybrid tea dan
medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah
padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun (Lingga, L. 2008).
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah
ditanam di Indonesia adalah coctail, diplomat, idole, jacaranda, laminuette,
osiana, pareo, samorai, sonate de meilland, sonia, sweet sonia, tineke,
vivaldi, white success dan yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain
adalah golden times, jaguar,sissel, laser, dan kiss. Kelebihan varietas mawar
hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea
bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. Beberapa varietas mawar
introduksi yang dianjurkan didataran rendah yitu cemelot, frad winds, mr.
lincoln, dan golden lustee sebagai mawar bunga potong. sedangkan varietas folk
song, khatherina zeimet, woborn abbey dan cimacan salem untuk tanaman taman.
1.2 Rumusan Masalah
1) Di daerah mana sajakah yang cocok di tanami tanaman
hias bunga mawar (Rosa sp.)
?
2) Apakah ada syarat
tumbuh dalam membudidayakan tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) tersebut ?
3) Apa saja cara-cara
yang dilakukan dalam budidaya tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) ?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui di daerah mana sajakah yang cocok
di tanami tanaman hias bunga mawar (Rosa
sp.)
2) Untuk mengetahui apakah ada syarat tumbuh dalam
membudidayakan tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) tersebut.
3).Untuk mengetahui apa saja cara-cara yang dilakukan
dalam budidaya tanaman hias bunga mawar (Rosa
sp.).
1. 4 Manfaat Tanaman
1) Sebagai tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
3) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sentra Penanaman
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan
Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga
potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat,
Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.
2.2 Syarat Petumbuhan
2.2.1 Iklim
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga
mawar. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000
mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar
matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.
Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan
pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap
lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di
daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
2.2.2 Media Tanam
2.2.2 Media Tanam
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara
permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat
berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi
dan drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan
kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah
PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit
atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH
tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme,
memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta
menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan
oleh akar mawar.
(Supari. 1999).
2.2.3 Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada ketinggian 560-800 m dpl, suhu
udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28-30 derajat C, ketinggian 1100 m
dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24-27 derajat C, serta ketinggian
1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6
derajat C. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan
produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500
m dpl.
2.3 Pedoman / Cara Budidaya
2.3.1 Pembibitan Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat
dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung
dibuang). Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji yaitu pilih buah mawar
dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai
keinginan, pertama petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di
pohon, kedua siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir dengan
perbandingan (1:1), ketiga masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian
atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai, keempat siram
media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab), kelima tanamkan buah
mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0
cm, keenam biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media
yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat c, serta
ketuju waktu yang diperlukan pada perlakuan setelah buah matang (after
ripening) berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).
2.3.2 Teknik
Penyemaian Benih
Adapun teknik yang dilakukan dalam penyemaian benih
yaitu ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media
semai kemudian pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu biji yang tenggelam bila dimasukkan
ke dalam air lalu cuci biji mawar dengan air bersih dan tiriskan biji-biji
mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian dan semaikan
biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm serta
biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
2.3.3 Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan pembibitan atau penyemaian sangat penting
dilakukan agar dapat terjaganya kelembaban, suhu, serta terbebas dari gulma (
tanaman pengganggu) di dalam media semai. Adapun langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari,
lalu sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag
kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik dengan
perbandingan (1:1:1), serta pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22
bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).
2.3.4 Pengolahan
Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun,
taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda
dengan di dalam pot/polybag. Persiapan lahan untuk kebun/taman mawar dipilih
tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka) kemudian bersihkan
lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil. Sedangkan penyiapan media di
dalam pot yaitu siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk
kandang, kompos, super tw plus) dan pasir serta komposisi media campuran tanah,
pupuk kandang, kompos dan pasir, dengan perbandingan 1:1:1 lalu campurkan tanah
dengan super tw plus dengan perbandingan 6:1 serta sediakan pot yang ukurannya
disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar dan pot yang paling baik adalah
pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat. siapkan bahan-bahan
penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang karena
bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan
memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru (Lingga L 2007).
Pengisian media tanam ke dalam pot dilakukan dengan
cara dasar pot dilubangi untuk kelebihan air kemudian basahi pot dengan air
hingga cukup basah lalu isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot
setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot
jangan tersumbat, isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas
lapisan bata merah/genting, isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk
kandang/ kompos dengan perbandingan (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk
organik super tw plus dengan perbandingan (6:1) ditambah sedikit abu dapur dan
pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm dibawah batas permukaan pot
sebelah atas dan pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
2.3.5 Pembukaan Lahan
Penyiapan lahan pada
prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan
maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan.
Adapun bebrapa cara yang perlu dilakukan yaitu tanah
dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur dan biarkan tanah
dikeringanginkan selama 15–30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.
2.3.6 Pembentukan
Bedengan
Setelah struktur tanah
menjadi gembur, pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan bedengan-bedengan sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki serta arah bedengan yang benar. Pembentukan
bedengan dalam budidaya tanaman dipengaruhi oleh sistem irigasi, kelembaban
tanah, musim tanam, ketahanan akar tanaman tehadap kondisi jenuh air serta
sifat tanah. Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian.
Bedengan-bedengan dibuat dengan ukuran; panjang sesuai kebutuhan dan
ketersedian tempat, lebar 100 cm, tinggi 20-25 cm (musim kemarau) dan 30-40 cm
(musim hujan), dan lebar parit 30-40 cm (musim kemarau) dan 40-50 cm (musim
hujan). Panjang bedengan sebaiknya tidak lebih dari 20 m, tujuannya untuk
mempermudah pemeliharaan tanaman. Dalam budidaya tanaman hias bunga mawar hal
yang perlu dilakukan dalam membuat bedengan adalah buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm,
tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan
lahan. bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya
dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau
guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
2.3.7 Pemupukan
Adapun rekomendasi pupuk yang perlu di berikan dalam
budidaya tanaman hias bunga mawar yaitu Pupuk organik (pupuk kandang/kompos)
20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan
dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian
pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2
kg/tanaman.
2.4 Teknik Penanaman /Penentuan Pola Tanam
2.4.1 Pembuatan
Lubang Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm,
tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya. Untuk membuat lubang diperlukan
sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang
45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang,
kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan
tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu
mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45–55 cm. Pada saat membuat lubang, tanah
di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan
untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil
dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk
digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput
diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1
bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik
(dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat
(dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2
tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik
sampai membentuk gundukan. (Rukmana,
R. 1994).
2.4.2 Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila
keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar
yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari
polybag. Adapaun cara penanaman bibit mawar cabutan yang perlu dilakukan adalah
bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan, potong
sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm agar habitus tanaman
menjadi perdu (pendek), potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas
tajam dan steril kemudian rendam bibit mawar dalam air atu larutan zat pengatur
tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit lalu tanam bibit
mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah
dan timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang. Selanjutnya padatkan
tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akar-akarnya dapat
kontak langsung dengan air tanah kemudian siram tanah di sekeliling perakaran
tanaman hingga basah dan pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain
untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari (Lie D S 2007).
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan
penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindah tanamkan
secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar
dari polybag yaitu dengan cara siram media dalam polybag yang berisi bibit
mawar hingga cukup basah kemudian angkat polybag kemudian balikkan posisinya
sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan
akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka
pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag
tersebut. Selanjutnya tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah
disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat ditengah-tengah lubang
tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
dan siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit
mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat
dulu.
2.5 Pemeliharaan Tanaman Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan
pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh
pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama
dan penyakit.
Penyiangan
sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput
liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan
dengan alat bantu kored/cangkul.
2.5.1 Perlakuan Pemupukan
2.5.1 Perlakuan Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk
tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila
pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya
lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran
pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg
K2O/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah
250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura
(Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam
atau 7–15 hari setelah tanam. (Harjadi,
S. S.1989)
Pemupukan berikutnya secara kontinyu tiap 3-4 bulan
sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang
dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5
ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah
TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun.
Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
2.5.2 Pengairan dan Penyiraman
Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
2.5.2 Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan pada fase awal
pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu
tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau
tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media). Waktu pemberian air yang baik
pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak
terlalu tinggi. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan
alat bantu emrat (gembor).
2.6 Panen
2.6.1 Ciri dan Umur
Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk
tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran
normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar
penuh.
Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2.6.2 Cara Pemetikan
Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai
bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun.
Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang
tajam, bersih dan steril.
2.6.3 Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun
okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung
varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif
bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
2.6.4 Prakiraan
Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari
jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000-280.000 kuntum/hektar/tahun.
Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan
tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
2.7 Pasca Panen
2.7 Pasca Panen
2.7.1 Pengumpulan
Pengumpulan pascapanen dibagi menjadi 2 macam pengumpulan yaitu pengumpulan
pascapanen bunga potong mawar dan pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur. Pengumpulan
pascapanen bunga potong mawar yaitu dengan cara kumpulkan bunga segera seusai
panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi
tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air kemudian angkut seluruh hasil
panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya. (Satuhu, Suyanti dan Murtiningsih. 2005)
Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur yaitu dengan
cara kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah
(keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
2.7.2 Penyortiran dan
Penggolongan
Langkah-langkah penyortiran dan penggolongan bunga
mawar yaitu dengan cara Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara
tersendiri kemudian klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga,
panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam serta pengklasifikasian
berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga
dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60
cm.
2.7.3 Penyimpanan
2.7.3 Penyimpanan
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah
dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan
kelembaban relatif stabil 90%. Sedangkan untuk bunga mawar tabur, simpan di
tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
2.7.4 Pengemasan dan
Pengangkutan
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan
menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga kemudian kemas
ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik
lalu angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
Alasi tangkai-tangkai bunga dengan kapas basah atau
masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman
jarak jauh dan tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar
agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mawar (Rosa sp.) merupakan tanaman bunga hias berupa
herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu
Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban
manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam
perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan
panas (tropis). Di
dalam melakukan budidaya tanaman hias bunga mawar ( Rosa sp.) harus mengetahui syarat-syarat
pertumbuhannya, pedoman budidaya, teknik tanam/penentuan pola tanamannya dan
kapan panen serta pasca panennya
3.2 Saran
Jika ingin melakukan budidaya tanaman hias
bunga mawar ( Rosa sp) harus diperlukan usaha yang sangat intensif dan sangat
serius dalam melakukan budidayanya, jika berhasil dan sukses melakukan budidaya
tanaman hisa bunga mawar ini pasti merupakan sebuah peluang usaha yang
menguntungkan sekali karena dari segi ekonomisnya bunga mawar berniali tinggi
dan banyak dibutuhkan baik untuk hiasan maupun dijadikan parfum.
DAFTAR PUSTAKA
Durkin, et al. 1992. Introduction to
floriculture second edition. In Larson, Roy A. (Eds). Academic Press, Inc. San
Diego, California.
Harjadi, S. S.1989. Dasar-dasar Hortikultura.
Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 506
hal.
Lingga, L. 2008. Mawar. PT.
Gramedia. Jakarta. 126 hal.
Reid, A. 2008. Greenhouse roses for cutflower
production. Bulletin 4738. Department of Agriculture and Food. Western
Australia. 8 pages.
Rukmana, R. 1994. Mawar. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta. 63 hal.
Satuhu, Suyanti dan Murtiningsih. 2005. Mawar
Pemanfaatan untuk Bunga Potong, Bunga Kering, Arom Terapi. Kosmetik, dan
Makanan. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal.
Supari. 1999. Tuntunan Membangun Agribisnis
Seri Praktek Ciputri Hijau Edisi Pertama. PT. Elex Komputindo. Jakarta. 412
hal.
Lie D
S 2007. Menanam dan Merawat Mawar. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lingga L 2007. Budidaya Mawar.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar