Selasa, 22 Mei 2018

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN MAWAR


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mawar (Rosa sp.) merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis). Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut: kingdom : plantae, divisi : spermatophyta, sub divisi : angiospermae, kelas : dicotyledonae, ordo : rosanales, famili : rosaceae, genus : rosa, species : rosa damascena mill., r. multiflora thunb., r. hybrida hort., dan lain-lain. Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe hybrid tea dan medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun (Lingga, L. 2008).
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia adalah coctail, diplomat, idole, jacaranda, laminuette, osiana, pareo, samorai, sonate de meilland, sonia, sweet sonia, tineke, vivaldi, white success dan yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah golden times, jaguar,sissel, laser, dan kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah yitu cemelot, frad winds, mr. lincoln, dan golden lustee sebagai mawar bunga potong. sedangkan varietas folk song, khatherina zeimet, woborn abbey dan cimacan salem untuk tanaman taman.

1.2 Rumusan Masalah
1) Di daerah mana sajakah yang cocok di tanami tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.)
?
2) Apakah ada syarat tumbuh dalam membudidayakan tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) tersebut ?
3) Apa saja cara-cara yang dilakukan dalam budidaya tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) ?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui di daerah mana sajakah yang cocok di tanami tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.)
2) Untuk mengetahui apakah ada syarat tumbuh dalam membudidayakan tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.) tersebut.
3).Untuk mengetahui apa saja cara-cara yang dilakukan dalam budidaya tanaman hias bunga mawar (Rosa sp.).

1. 4 Manfaat Tanaman
       1) Sebagai tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
       2) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
       3) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sentra Penanaman
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.

2.2 Syarat Petumbuhan
2.2.1 Iklim
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
2.2.2 Media Tanam
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar. (Supari. 1999).
2.2.3 Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28-30 derajat C, ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24-27 derajat C, serta ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

2.3 Pedoman / Cara Budidaya
2.3.1 Pembibitan Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang). Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji yaitu pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan, pertama petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon, kedua siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir dengan perbandingan (1:1), ketiga masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai, keempat siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab), kelima tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm, keenam biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat c, serta ketuju waktu yang diperlukan pada perlakuan setelah buah matang (after ripening) berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).
2.3.2 Teknik Penyemaian Benih 
Adapun teknik yang dilakukan dalam penyemaian benih yaitu ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai kemudian pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu biji yang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air lalu cuci biji mawar dengan air bersih dan tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian dan semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm serta biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
2.3.3 Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan pembibitan atau penyemaian sangat penting dilakukan agar dapat terjaganya kelembaban, suhu, serta terbebas dari gulma ( tanaman pengganggu) di dalam media semai. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari, lalu sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan (1:1:1), serta pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).


2.3.4 Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan di dalam pot/polybag. Persiapan lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka) kemudian bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil. Sedangkan penyiapan media di dalam pot yaitu siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, super tw plus) dan pasir serta komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, dengan perbandingan 1:1:1 lalu campurkan tanah dengan super tw plus dengan perbandingan 6:1 serta sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar dan pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat. siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang karena bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru (Lingga L 2007).
Pengisian media tanam ke dalam pot dilakukan dengan cara dasar pot dilubangi untuk kelebihan air kemudian basahi pot dengan air hingga cukup basah lalu isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat, isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting, isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos dengan perbandingan (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik super tw plus dengan perbandingan (6:1) ditambah sedikit abu dapur dan pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm dibawah batas permukaan pot sebelah atas dan pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
2.3.5 Pembukaan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan.
Adapun bebrapa cara yang perlu dilakukan yaitu tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur dan biarkan tanah dikeringanginkan selama 15–30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.
2.3.6 Pembentukan Bedengan
Setelah struktur tanah menjadi gembur, pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan bedengan-bedengan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki serta arah bedengan yang benar. Pembentukan bedengan dalam budidaya tanaman dipengaruhi oleh sistem irigasi, kelembaban tanah, musim tanam, ketahanan akar tanaman tehadap kondisi jenuh air serta sifat tanah. Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan-bedengan dibuat dengan ukuran; panjang sesuai kebutuhan dan ketersedian tempat, lebar 100 cm, tinggi 20-25 cm (musim kemarau) dan 30-40 cm (musim hujan), dan lebar parit 30-40 cm (musim kemarau) dan 40-50 cm (musim hujan). Panjang bedengan sebaiknya tidak lebih dari 20 m, tujuannya untuk mempermudah pemeliharaan tanaman. Dalam budidaya tanaman hias bunga mawar hal yang perlu dilakukan dalam membuat bedengan adalah buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
2.3.7 Pemupukan
Adapun rekomendasi pupuk yang perlu di berikan dalam budidaya tanaman hias bunga mawar yaitu Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.

2.4 Teknik Penanaman /Penentuan Pola Tanam
2.4.1 Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya. Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45–55 cm. Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan. (Rukmana, R. 1994).
2.4.2 Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag. Adapaun cara penanaman bibit mawar cabutan yang perlu dilakukan adalah bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan, potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek), potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril kemudian rendam bibit mawar dalam air atu larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit lalu tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah dan timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang. Selanjutnya padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akar-akarnya dapat kontak langsung dengan air tanah kemudian siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah dan pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari (Lie D S 2007).  
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindah tanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag yaitu dengan cara siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah kemudian angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut. Selanjutnya tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat ditengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan dan siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.

2.5 Pemeliharaan Tanaman Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
2.5.1 Perlakuan Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari setelah tanam. (Harjadi, S. S.1989)
Pemupukan berikutnya secara kontinyu tiap 3-4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun.
Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
2.5.2 Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media). Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).

2.6 Panen
2.6.1 Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.


Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2.6.2 Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
2.6.3 Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
2.6.4 Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000-280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.

2.7 Pasca Panen 
2.7.1 Pengumpulan
Pengumpulan pascapanen dibagi menjadi  2 macam pengumpulan yaitu pengumpulan pascapanen bunga potong mawar dan pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur. Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar yaitu dengan cara kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air kemudian angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya. (Satuhu, Suyanti dan Murtiningsih. 2005)
Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur yaitu dengan cara kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
2.7.2 Penyortiran dan Penggolongan
Langkah-langkah penyortiran dan penggolongan bunga mawar yaitu dengan cara Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri kemudian klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam serta pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.
2.7.3 Penyimpanan
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90%. Sedangkan untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
2.7.4 Pengemasan dan Pengangkutan
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga kemudian kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik lalu angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
Alasi tangkai-tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh dan tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mawar (Rosa sp.) merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis). Di dalam melakukan budidaya tanaman hias bunga mawar (  Rosa sp.) harus mengetahui syarat-syarat pertumbuhannya, pedoman budidaya, teknik tanam/penentuan pola tanamannya dan kapan panen serta pasca panennya
3.2 Saran
Jika ingin melakukan budidaya tanaman hias bunga mawar ( Rosa sp) harus diperlukan usaha yang sangat intensif dan sangat serius dalam melakukan budidayanya, jika berhasil dan sukses melakukan budidaya tanaman hisa bunga mawar ini pasti merupakan sebuah peluang usaha yang menguntungkan sekali karena dari segi ekonomisnya bunga mawar berniali tinggi dan banyak dibutuhkan baik untuk hiasan maupun dijadikan parfum.










DAFTAR PUSTAKA

Durkin, et al. 1992. Introduction to floriculture second edition. In Larson, Roy A. (Eds). Academic Press, Inc. San Diego, California.

Harjadi, S. S.1989. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 506 hal.

 Lingga, L. 2008. Mawar. PT. Gramedia. Jakarta. 126 hal.

Reid, A. 2008. Greenhouse roses for cutflower production. Bulletin 4738. Department of Agriculture and Food. Western Australia. 8 pages.

 Rukmana, R. 1994. Mawar. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 63 hal.

Satuhu, Suyanti dan Murtiningsih. 2005. Mawar Pemanfaatan untuk Bunga Potong, Bunga Kering, Arom Terapi. Kosmetik, dan Makanan. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal.

Supari. 1999. Tuntunan Membangun Agribisnis Seri Praktek Ciputri Hijau Edisi Pertama. PT. Elex Komputindo. Jakarta. 412 hal.

Lie   D S   2007.   Menanam   dan   Merawat Mawar. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Lingga L 2007. Budidaya Mawar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar