BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut MARBUT (1940 ) tanah adalah suatu lapisan kerak bumi yang tidak
padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga
tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat
biologi, proses kimia ataupun reaksi-reaksi.
Tanah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, tumbuhan, dan
makhluk hidup lainnya. Tanah merupakan tempat bagi tumbuhan untuk hidup dan
menopang berdirinya akar tumbuhan. Selain itu tanah merupakan tempat bagi
manusia untuk hidup dimana manusia menggunakan tanah untuk tempat membangun
sebuah bangunan yang digunakan untuk tempat berteduh nantinya. Oleh karena itu
tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tanah sebagai sumber daya alam
dapat digunakan secara berkesinambungan.
Setelah melakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah saya sebagai
mahasiswa memahami bagaimana cara menganalisis keberadaan suatu tanah. Analisis
terhadap suatu tanah dapat dilakukan langsung di lapangan dan juga dapat
dilakukan di laboratorium. Penelitian yang berada di lapangan meliputi meneliti
warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi, kandungan bahan
organik, kandungan kapur, dan ph tanah. Pengamatan cirri dan sifat tanah
tersebut dilakukan terhadap contoh tanah hasil pengeboran tanah dengan bor
tanah sampai beberapa lapisan ( horizon ). Sedangkan analisis tanah di
laboratorium meliputi analisis kadar air, kadar garam, berat volume tanah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis ciri dan sifat tanah yang
ada di lapangan ( mengenai warna, tekstur, struktur, konsistensi tanah ?
2. Apa saja alat yang digunakan untuk melakukan analisis
sifat dan cirri tanah yang ada dilapangan ?
3. Bagaimana hasil keadaaan tanah setelah dilakukan
penelitian ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menganalisis cirri dan sifat
tanah yang meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi tanah.
2. Untuk mengetahui alat-alat apa yang digunakan untuk
melakukan analisis cirri dan sifat tanah yang ada dilapangan.
3. Untuk mengetahui keadaaan tanah yang ada di sampel
tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat
digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah antara lain : kandungan bahan
organik, kondisi drainase, aerasi tanah, dan lain-lain. Warna tanah disusun
atas tiga variable yaitu hue = warna spectrum, value=kecerahan warna, dan
chroma=intensitas. Warna ditentukan dengan membandingkan warna baku buku
munsell soil color chart dengan warna tanah. Penentuan warna meliputi : warna
dasar tanah ( matrix ) dan warna karatan ( jika ada ). Menurut Wirjodihardjo
faktor-faktor yang empengaruhi intensitas warna ( terutama warna dasar ) adalah
:
Ø Kadar lengas dan tingkat hidratasi.
Ø Kadar bahan organik.
Ø Kadar dan mutu mineral.
Lengas sangat berpengaruh terhadap warna tanah dalam hal ini apabila lembab
hingga basah maka tanah akan tampak berwarna lebih gelap atau kelam. Tingkat
hidratasi itu banyak berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah,
yang ternyata mengarah ke warna reduksi yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau.
Tentang bahan organik makin tinggi kandungan bahan organiknya maka warna tanah
akan makin kelam, sebaiknya makin rendah kandungan bahan organik tanah itu
warna tanah akan tampak lebih terang. Warna-warna pada tanah itu menjadi
indicator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan induk serta fisiografi.
Karena kelembapan mempengarui warna yang terbentuk, maka penentuan warna
dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan warna ditulis menurut
urutan hue, value, chroma misalnya 10 YR ¾.
2.2 Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat
melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped.
Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah
tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu :
1. Butir tunggal ( single grain ) sama dengan butir-butir
tanah tidak melekat satu sama lain, contoh tanah pasir.
2. Pejal ( massiv ) sama dengan butir-butir tanah melekat
satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan ( ped )
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
3. Lempeng ( platy ) : sumbu vertikal lebih pendek dari
sumbu horizontal.
4. Prismatic ( prismatic ) : sumbu vertikal lebih panjang
dari sumbu horizontal, sisi atas tidak membulat.
5. Tiang ( columnar ) : sumbu vertikal lebih panjang dari
horizontal, sisi atas membulat.
6. Gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal
sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut tajam.
7. Gumpal membulat ( subangular blocky ) : sumbu vertikal
sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut membulat.
8. Granuler ( granular ) : membulat atau banyak sisi,
masing-masing butir ped tidak porous.
9. Remah ( crumb ) : membulat atau banyak sisi, sangat
porous.
2.3 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relative fraksi pasir, debu, dan liat
yang menyusun masa tanah. Fraksi liat berukuran < 2 mikron ( < 0,002 mm
), fraksi debu berukuran 2-50 mikron ( 0,002-0,05 mm ), dan fraksi pasir
berukuran 50-2000 mikron ( 0,05-2 mm ). Penetapan tekstur tanah secara garis
besarnya dapat dibagi dua : penetapan menurut perasaan di lapangan dan
penetapan dengan metode pipet laboratorium
Tabel penetapan klas tekstur tanah menurut perasaan di lapang.
No
|
Klas tekstur
|
Rasa dan sifat tanah
|
1.
|
Pasir.
|
Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.
|
2.
|
Pasir berlempung.
|
Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta
sedikit sekali melekat.
|
3
|
Lempung berpasir.
|
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
|
4
|
Lempung berdebu.
|
Rasa licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat.
|
5
|
Lempung.
|
Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat.
|
6
|
Debu.
|
Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat serta agak melekat.
|
7
|
Lempung berliat.
|
Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan
bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat
|
8
|
Lempung liat berpasir.
|
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk
gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
|
9
|
Lempung liat berdebu.
|
Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.
|
10
|
Liat berpasir.
|
Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar
dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.
|
11
|
Liat berdebu.
|
Rasa agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit,
mudah diguulung serta melekat sekali.
|
12
|
Liat.
|
Rasa berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.
|
13
|
Liat berat.
|
Rasa berat sekali, membentuk bola baik serta melekat sekali.
|
2.4 Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara
partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk
oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk
tanah. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah
yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Penentuan
konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air tanah yaitu dalam
keadaan basah, lembab, atau kering.
Tanah basah : kandungan air di atas kapasitas lapang.
a. Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi ( melekat ) tanah
dengan benda lain.
0
|
Tidak lekat.
|
Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
|
1
|
Agak lekat.
|
Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
|
2
|
Lekat.
|
Melekat pada jari tangan atau benda lain.
|
3
|
Sangat lekat.
|
Sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
|
b. Plastisitas- menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan.
0
|
Tidak plastis.
|
Tidak dapat membentuk gulungan tanah.
|
1
|
Agak plastis.
|
Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk.
|
2
|
Plastis.
|
Dapat membentuk gulungan tanah lebih 1cm, diperlukan sedikit tekanan
untuk merusak gulungan tersebut.
|
3
|
Sangat plastis.
|
Diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
|
c.Tanah lembab : kandungan air mendekati
kapasitas lapang.
0
|
Lepas.
|
Tanah tidak melekat satu sama lain.
|
1
|
Sangat gembur.
|
Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
|
2
|
Gembur.
|
Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan
remasan.
|
3
4
5
|
Teguh.
Sangat teguh.
Sangat teguh sekali.
|
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan
tanah sampai sama sekali tidak dapat dihancurkan dengan remasan tangan.
|
d.Tanah kering : tanah dalam keadaan kering angin.
0
|
Lepas.
|
Tanah tidak melekat satu sama lain.
|
1
|
Lunak.
|
Gumpalan tanah mudah hancur bila diremas.
|
2
3
4
5
|
Agak keras.
Keras.
Sangat keras.
Sangat keras sekali.
|
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan
tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan kedua tangan.
|
2.5 Bahan Organik dalam Tanah
Bahan organik sangat penting peranannya dalam pertumbuhan tanaman. Sebagian
besar pengaruhnya melalui perubahan sifat dan cirri tanah. Bahan organik
berpengaruh terhadap sifat fisik tanah antara lain :
Ø Kemampuan menahan air.
Ø Menentukan warna tanah.
Ø Merangsang granulasi agregat.
Ø Menurunkan plastisitas.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dasar-dasar ilmu tanah
Waktu :
12 April 2017
Tempat
: Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Jln. Pulau Moyo, Denpasar Bali.
3.2 Bahan, alat dan cara kerja praktikum
3.2.1 Penetapan sifat fisik tanah.
a. Bahan dan alat :
· Tanah bebas di dalam plastik sampel.
· Air secukupnya.
· Buku warna tanah ( munsell soil colour
chart ).
· Contoh tanah yang diambil dari
masing-masing horizon tanah(sampel).
b. Cara kerja :
· Amati tanah kemudian dicocokkan dengan
buku munsell soil colour chart.
· Apabila sudah ditemukan warna yang sama
dengan warna tanah lanjutkan dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai
dari hue, value dan terakhir chroma.
· Tulis warna tanah dengan mencari warna
tanah pada kartu nama tanah.
· Lanjutkan cara yang sama untuk mengecek
warna tanah pada sampel yang berbeda pada sampel tanah yang sudah dipisahkan
sebelumnya.
c. Hasil pengamatan :
No
|
Keadaan
|
Warna
|
1.
|
Tekstur lempung berpasir.
|
Hue = 7/3 YR, Very pole brown,
Value/chroma= 3/3 ( dark brown atau coklat kehitaman ). Pada tanah
dalam keadaan basah.
|
3.2.2 Penetapan struktur tanah di sampel
a. Bahan dan alat :
·
Segenggam tanah dari salah satu lapisan tanah yang sudah di sampel.
·
Air secukukupnya.
b. Cara kerja :
· Tanah yang di sampel ini diambil
secukupnya.
· Tanah di dalam sampel ini ambil secukupnya
lalu campur dengan air.
· Amati bentuk struktur tanah tersebut
dengan metode perasaan dengan cara menyiramnya dengan air lalu digumpalkan dan
cocokan dengan kriteria bentuk tanah yang sudah ada pada buku panduan.
· Catat bentuk struktur tanah tersebut.
c. Hasil pengamatan :
· Tanah ini memiliki struktur tanah gumpal bersudut (
angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi
membentuk sudut tajam.
3.2.3 Penetapan tekstur tanah di sampel
a. Bahan dan alat :
· Segenggam contoh tanah dari salah satu
lapisan tanah yang sudah di sampel.
· Air secukupnya.
b. Cara kerja :
· Ambil segenggam contoh tanah kering atau
lembab dibasahi.
· Pilihlah contoh tanah yang telah dibahasi
diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk pita lembab,
sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket.
· Selanjutnya contoh tanah dibuat bola,
digulung dan diamati adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa
tanah sewaktu ibu jari diregangkan.
· Berdasarkan rasa kasar, licin, , gulungan
dan kelekatannya dapat ditentukan klas teksturnya.
· Cocokkan gejala-gejala dengan tabel
perasaan di lapang untuk menentukan klas tekstur tanah.
c. Hasil pengamatan :
· Tekstur tanah di sampel yaitu lempung
berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta
melekat.
3.2.4 Penetapan konsistensi tanah di sampel.
a. Bahan dan alat :
· Segenggam tanah dari salah satu lapisan
tanah yang sudah di sampel.
· Air secukupnya.
b. Cara kerja :
· Ambil segenggam tanah ( dalam keadaan agak kering ) dan remaslah
secara perlahan.
· Cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah
pada keadaan kering dan catatlah.
· Tambahkan air pada tanah tersebut sampai
lembab dan remaslah. Catatlah konsistensinya.
· Tambahkan air lagi sampai basah, dan
lakukan peremasan ( cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan
basah ), selanjutnya catatlah pengamatan tersebut.
c. Hasil pengamatan :
· Konsistensi tanah tersebut adalah lekat ;
melekat pada jari tangan / benda lain. Plastis ; dapat membentuk gulungan tanah
lebih dari 1 cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Percobaan
Pada semua percobaaan yang telah dilakukan mengenai analisis kondisi tanah
menyangkut mulai dari warna tanah, struktur tanah, tekstur tanah, konsistensi
tanah ternyata menemukan hasil yang cukup maksimal dimana tanah kami lakukan
analisa tanahnya subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini dapat saya katakana
karena mulai dari warna tanah menunjukan warna yang coklat kahitaman , dimana
kita ketahui bahwa apabila warna tanahnya coklat kehitaman itu menunjukkan
bahwa kondisi tanah yang saya analisa subur. dan kaya akan bahan organik..
Selain itu apabila kandungan bahan organik yang begitu banyak maka secara tidak
langsung akan menentukan struktur tanah dan tekstur tanah. Pada
percobaan uji struktur tanah menunjukan bahwa tanah di pegok memiliki struktur
tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu
horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam. Sedangkan pada pada percobaan
tekstur tanah ternyata tanah di pegok yaitu lempung berpasir : Rasa kasar agak
jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
Kembali lagi apabila kandungan bahan organik dalam tanah tergolong bagus
maka secara tidak langsung struktur dan tekstur tanah juga akan terbentuk
dengan bagus. Struktur tanah yang bagus akan memberikan pertumbuhan tanaman
yang berada di atas tanah juga bagus. Tapi perlu kita ketahui pula bahwa
struktur tanah sangat dipengaruhi oleh pengelolaan tanah oleh petani. Jadi
walaupun struktur tanah awal sudah tergolong bagus tetapi apabila petani salah
dalam mengolah tanah missal dengan menggunakan traktor secara berlebihan maka
hal tersebut juga dapat merusak struktur tanah yang ada. Sedangkan untuk
tekstur tanah seperti yang kita ketahui secara sederhana tekstur
tanah mengandung pengertian komposisi bahan fisik/partikel tanah (pasir, debu,
lempung). Pada hal ini jumlah lempunglah yang berpengaruh pada kesuburan
tanah.
Jika tanah tadi memiliki tekstur lempung berliat bearti kesuburan tanahnya
terlihat bagus. Tetapi kita juga perlu tau bahwa tekstur tanah berubah dari
waktu ke waktu, tergantung masukan atau perubahan partikel tanah.. Kedua sifat
fisik tanah yaitu struktur dan tekstur tersebut akan berpengaruh terhadap
kapasitas/kemampuan tanah dalam mengikat air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap
air/nutrisi adalah suatu ukuran dan jumlah air/nutrisi yang dapat diserap dan
tidak hilang. Struktur tanah yang baik mengandung bahan organik yang tinggi.
Jumlah air yang tersedia dalam tanah sangat penting sebagai indikator yang
digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada
musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Proses
hilangnya air atau nutrisi karena terjadinya penguapan. Kemampuan tanah
mengikat dan menyerap air/nutrisi tergantung dari struktur tanah dan kandungan
bahan organik. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi akan meningkat
dengan perbandingan antara pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan
bahan organik yang tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa tanah di pegok kandungan
airnya cukup kemudian daya serap dan mengikat air juga tinggi hal ini terbukti
dari kandungan bahan organik yang banyak dan juga struktur tanah dan tekstur
tanah yang tergolong bagus.
Kemudian untuk konsistensi tanah sampel tadi
tergolong tanah yang agak sulit untuk diolah karena dari hasil percobaan
konsistensi tanah sampel tadi gembur. Jadi tekanan yang diperlukan untuk
mengolah dan menggemburkan tanah agak keras Konsistensi tanah tersebut adalah lekat ;
melekat pada jari tangan / benda lain. Plastis ; dapat membentuk gulungan tanah
lebih dari 1 cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari semua analisa yang dilakukan telah menunjukkan bahwa tanah sampel tadi
merupakan tanah yang memiliki cirri dan sifat yang bagus karena hasil analisa
di lapangan menunjukkan bahwa :
v Warna tanah :
No
|
Keadaan
|
Warna
|
1
|
Tekstur lempung berpasir.
|
Hue = 7/3 YR, Very pole brown,
Value/chroma= 3/3 ( dark brown atau coklat kehitaman ). Pada tanah
dalam keadaan basah.
|
v Tanah sampel tadi memiliki struktur tanah
gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu
horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
v Tekstur tanah di pegok yaitu lempung
berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta
melekat.
v Konsistensi tanah di pegok mendekati
gembur.
v Kandungan bahan organik tinggi dengan warnanya
coklat kehitaman setelah diberi air.
5.2 Kritik dan Saran
Praktikum yang dilakukan sudah bagus dimana setiap mahasiswa dibentuk hanya
beberapa kelompok dan didampingi oleh satu dosen pembimbing. Jadi perhatian
dosen pada mahasiswa lebih banyak dan lebih terfokus, selain itu mahasiswapun
juga lebih mudah dalam melakukan praktikum. Untuk saran, waktu dalam praktikum
lebih diperhitungkan lagi sehingga berjalannya praktikum dapat dilakukan dengan
baik tanpa terdengar keluhan dari mahasiswa lagi.
DAFTAR PUSTAKA
· Ir. A. G. Kartasapoetra, Ir. Mulyani Sutedjo. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
Jakarta. PT Bina Aksara
· I Made Mega. 2005. Penuntun
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Denpasar